Kamis, 21 November, 2024

Korban Singapore Airlines Alami Cedera Tulang Belakang, Apa itu?

Ilustrasi dokter menjelaskan anatomi tulang belakang - freepik

DENPASAR, MENITINI.COM – Kasus pendaratan darurat akibat turbulensi yang dialami Singapore Airlines menimbulkan banyak korban cedera. Setelah proses evakuasi, sebanyak 22 penumpang mengalami cedera tulang belakang. Tidak hanya benturan biasa, cedera ini merupakan kondisi serius yang dapat mempengaruhi kemampuan sensoris dan mobilisasi. Cedera ini dapat terjadi akibat berbagai penyebab dan umumnya akibat benturan. Artikel kali ini akan membahas berbagai aspeknya, termasuk penyebab, jenis, gejala, diagnosis, dan pengobatan.

Ilustrasi dokter menjelaskan anatomi tulang belakang – freepik

Penyebab Cedera Tulang Belakang

Cedera tulang belakang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Kecelakaan Transportasi: Pengguna transportasi riskan mengalami benturan yang berisiko pada cedera tulang belakang. Tidak hanya benturan, namun risiko terpental juga mengintai.
  2. Ketinggian: Jatuh dari ketinggian atau jatuh dalam posisi yang langsung berkontak dengan permukaan juga bisa menyebabkan kerusakan tulang belakang.
  3. Olahraga: Cedera bisa terjadi selama aktivitas olahraga yang melibatkan kontak fisik atau jatuh.
  4. Kekerasan: Luka tembak atau benda tajam yang terpust pada tulang belakang.
  5. Kondisi Medis: Beberapa kondisi medis seperti osteoporosis atau kanker bisa membuat tulang belakang lebih rentan terhadap cedera.

Jenis Cedera Tulang Belakang

Cedera tulang belakang bisa dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan lokasi dan tingkat keparahannya:

  • Cedera Komplit: Cedera yang menyebabkan hilangnya fungsi sensorik dan motorik pada area setelah lokasi cedera.
  • Cedera Inkomplit: Cedera yang menyebabkan hilangnya sebagian fungsi sensorik dan motorik pada area setelah lokasi cedera.
  • Lokasi Cedera: Lokasi dapat terjadi di leher (servikal), punggung atas (torakal), punggung bawah (lumbal), atau tulang ekor (sakral). Pengelompokan lokasi menentukan derajat keparahan.

Gejala Cedera Tulang Belakang

Gejala cedera tulang belakang dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Kehilangan Sensasi: Hilangnya kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan.
  • Kehilangan Kontrol Motorik: Kesulitan atau ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu.
  • Kelemahan atau Kelumpuhan: Bisa terjadi pada bagian tubuh di bawah lokasi cedera.
  • Nyeri atau Tekanan: Nyeri hebat atau tekanan di punggung atau leher.
  • Masalah Pernafasan: Cedera di leher atau punggung atas bisa mempengaruhi kemampuan bernapas.
  • Masalah Kandung Kemih dan Usus: Kehilangan kontrol atas fungsi kandung kemih dan usus.

Diagnosis & Terapi

Untuk mendiagnosis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan penunjang. Pertama pemeriksaan fisik untuk memeriksa fungsi sensorik dan motorik. Untuk menentukan risiko yang timbul akibat cedera, pemeriksaan dilanjutkan pemeriksaan neurologis. Sebagai konfirmasi pencitraan berupa X-ray, CT scan, atau MRI perlu untuk melihat kerusakan pada tulang belakang dan jaringan sekitarnya.

Pengobatan utamanya bertujuan untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut dan memaksimalkan fungsi yang tersisa. Pendekatan pengobatan bisa meliputi:

  1. Perawatan Darurat: Immobilisasi tulang belakang dan perawatan di rumah sakit untuk mengurangi pembengkakan dan stabilisasi.
  2. Pembedahan: Fungsinya untuk menghilangkan tekanan pada tulang belakang atau untuk menstabilkan tulang belakang.
  3. Rehabilitasi: Terapi fisik dan okupasi untuk membantu pemulihan fungsi dan adaptasi terhadap perubahan.
  4. Obat-obatan: Penggunaan obat anti-inflamasi, penghilang rasa sakit, dan obat untuk mengendalikan masalah kandung kemih dan usus.
  5. Dukungan Psikologis: Konseling dan dukungan untuk membantu pasien dan keluarga dalam menghadapi dampak emosional dari cedera.

Kesimpulan

Cedera tulang belakang adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera dan perawatan jangka panjang. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang efektif, banyak individu dapat memaksimalkan pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, pencegahan dan edukasi tentang keselamatan sangat penting untuk mengurangi risiko. (M-010)