BADUNG,MENITINI.COM-Meski tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung tetap tinggi, geliat bisnis perhotelan justru tak sebanding. Banyak pengusaha akomodasi mengeluh hunian hotel menurun. Salah satu penyebabnya? Maraknya wisatawan asing yang memilih menginap di rumah kos.
Menanggapi fenomena ini, Pemkab Badung kini bersiap menata ulang sektor akomodasi non-formal. Wakil Bupati Badung, Bagus Alit Sucipta, menegaskan bahwa regulasi akan segera disiapkan demi mengoptimalkan potensi pendapatan daerah.
“Intinya, Badung ingin menggali lebih dalam potensi PAD dari sektor yang selama ini kurang tersentuh. Termasuk dari rumah kos yang ditempati wisatawan asing,” ujar Alit Sucipta usai rapat koordinasi pengawasan dan pengendalian rumah kos, Kamis (10/4/2025), di Ruang Nayaka Gosana I, Puspem Badung.
Menurutnya, berdasarkan regulasi yang berlaku, rumah kos hanya boleh dihuni oleh mereka yang memiliki KTP. Artinya, wisatawan asing tidak seharusnya tinggal di sana. Sebab, rumah kos bukanlah bentuk akomodasi pariwisata.
“Kondisi sekarang sudah berbeda. Maka kami perlu menyesuaikan pendekatan pengawasan dan kebijakan. Supaya tidak ada lagi ketimpangan antara bisnis formal dan praktik non-formal yang tidak terpantau,” jelasnya.
Untuk itu, Pemkab Badung bersama Sekda dan sejumlah kepala OPD akan membentuk Tim Terpadu Optimalisasi Pendapatan Pajak Daerah. Tim ini terdiri dari lintas sektor dan instansi terkait, yang akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan dan klasifikasi: mana yang rumah kos, villa, atau hotel.
Selanjutnya, akan dilakukan penertiban terhadap wisatawan asing yang tinggal di rumah kos. Tujuannya tak lain adalah mendorong hadirnya wisatawan berkualitas yang benar-benar memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
“Nanti kita cek langsung ke lapangan, agar langkah Pemkab bisa lebih terukur dan tepat sasaran,” tegas Alit Sucipta.
Pemkab Badung juga akan berkoordinasi dengan DPRD untuk merancang regulasi yang lebih kuat, termasuk kemungkinan dibuatnya peraturan daerah (Perda) khusus.
“Kami sadar di awal mungkin akan ada pro dan kontra. Tapi ini langkah penting agar masyarakat Badung benar-benar bisa merasakan manfaat dari pariwisata. Ini demi kesejahteraan bersama,” tandasnya. (M-011)
- Editor: Daton