Jumat, 22 November, 2024

Koster Teken Kesepakatan Kontribusi Wisatawan untuk Budaya

Gubernur Bali Wayan Koster
Gubernur Bali Wayan Koster. (Foto: doukmen)

DENPASAR,MENITINI.COM – Gubernur Bali Wayan Koster menandatangani kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Bali, GIPI Bali, dan PT Bank Pembangunan Daerah Bali tentang teknis pelaksanaan penerimaan kontribusi wisatawan untuk pelindungan lingkungan alam dan budaya Bali.

Dalam acara penandatanganan kesepakatan tersebut di Denpasar, Rabu (18/05/2022), Koster mengatakan karena anugerah Bali hanya bersumber dari adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal, maka katanya, keseluruhan unsur kehidupan ini harus didorong untuk memelihara dan menjaganya.

Dilansir dari Antaranews, Koster juga mengatakan pengusaha membayar pajak hotel dan restoran memang menjadi kewajiban utama. Namun, yang di luar itu, harusnya dia memberikan efek kepada kehidupan masyarakat keseluruhan di Bali.

“Bali ini tidak memiliki sumber daya alam, baik itu emas, batubara, gas, minyak, dan kelapa sawit yang jutaan hektare seperti di daerah lain. Jadi harus ingat, bahwa kita hanya memiliki kekayaan dalam bentuk adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal,” ujar Koster seperti dikutip Antaranews.

Oleh karena itu, katanya di sinilah peran Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali untuk menjadikan budaya sebagai basis pengembangan pariwisata dan ekonomi agar tetap bisa menjadi sumber nilai kehidupan, sumber untuk mengembangkan kreasi karya seni dan budaya.

“Dalam visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali, budaya telah dijadikan mainstream pembangunan Bali agar Bali ini kokoh dengan budayanya. Kalau budaya Bali tidak ada, jangan cerita soal ekonomi, tidak ada lagi orang yang berkunjung ke Bali. Jadi tolong pahami ini dengan baik-baik,” tegas Gubernur Koster.

Koster menambahkan, sebelumnya perkembangan pariwisata Bali lebih banyak terjadi secara sporadis dan tidak didesain dengan satu tatanan bagaimana mengarahkan pariwisata Bali ini bisa dikelola dengan baik.

“Kemudian yang paling esensi itu, bagaimana betul-betul agar pariwisata menjaga budaya Bali dengan memberi manfaat dan nilai yang setinggi-tingginya bagi kehidupan masyarakat Bali secara totalitas melalui keberpihakan pariwisata kepada sumber daya lokal,” katanya.

Jadi, lanjut Koster, pariwisata harus dikelola dengan prinsip-prinsip dasar agar dia berkembang, tumbuh dan bermanfaat tidak saja bagi pelaku pariwisata, tetapi juga memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat Bali.

Selanjutnya menjadi pengungkit tumbuhnya perekonomian Bali, sekaligus menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali, dan tetap memperhatikan keharmonisan terhadap alam, manusia dan kebudayaan Bali.