Kamis, 4 Juli, 2024

Istri Presiden RI, Ir. Joko Widodo yakni Nyonya Iriana Joko Widodo berkunjung ke Pantai Elak-Elak, Desa Sekotong Barat, Sekotong Kabupaten Lobar, Kamis (30/5).

MATARAM, MENITINI.COM– Istri Presiden RI, Ir. Joko Widodo yakni Nyonya Iriana Joko Widodo berkunjung ke Pantai Elak-Elak, Desa Sekotong Barat, Sekotong Kabupaten Lobar, Kamis (30/5).

Dalam kunjungannya itu, ada beberapa kegiatan yang dilakukan Ibu Negara tersebut diantaranya ikut panen mutiara di Balai Budidaya Laut Lombok, serta turut bersih-bersih pantai dengan memungut sampah serta melepas tukik dan turut melakukan tranplantasi karang.

Kedatangan Ibu Negara tersebut juga didampingi beberapa istri dari Menteri Menteri dalam Kabinet Indonesia maju seperti istri Menteri PU PR Nyonya Basuki Hadimulyono, Istri Menteri ATR/BPN yakni Nyonya Anisa Pohan Harimurti Yudhoyono dan beberapa istri menteri lainnya.

Saat melakukan aksi bersih-bersih pantai, Ibu Iriana berbaur dengan anak-anak sekolah yang berasal dari Sekolah Dasar yang dekast dengan lokasi acara. Tak ada sekat antara Ibu Iriana dengan anak-anak sekolah tersebut, mereka bersama-sama memungut sampah plastik yang memang banyak berserakan di sepanjang pantai Elak-Elak.

BACA JUGA:  Sosialisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber di Lapangan Niti Mandala

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Irjen Pol. Drs. Victor Gustaaf Manoppo dalam kegiatan itu mengatakan setidaknya ada beberapa kegiatan yang dilakukan Ibu Negara di lokasi tersebut diantaranya pembersihan sampah plastik laut dengan anak-anak sekitar. ”Itu sebagai salah satu cara untuk mengedukasi bagaimana kita menjaga kebersihan pantai dan juga pemanfaatan sampah plastik,” ujarnya.

Selain bersih-bersih pantai, istri orang nomor satu di Indonesia itu juga turut serta dalam melakukan transplantasi karang, tujuannya bagaimana agar ekosistem karang dan juga biota laut lebih terjaga. ”Selain itu, Ibu juga turut serta dalam melepas tukik ke laut. Kita memberi pemahaman ke anak-anak agar selalu menjaga biota laut, khususnya tukik yang nantinya akan menjadi penyu,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Selama Gelaran WWF, 250 Ton Sampah di Badung Ditampung di 36 TPS3R dan TPST Mengwitani

Sebelum kegiatan di Pantai Elak-Elak, Ibu Iriana juga melakukan panen mutiara. Seperti diketahui, merujuk data ITC Trademap 2022, Indonesia merupakan negara eksportir mutiara terbesar ke empat di dunia setelah Hongkong, Jepang dan China, dengan nilai penjualan mencapai USD55 juta atau setara Rp825 miliar. Negara tujuan ekspor utama mutiara Indonesia adalah Jepang (47,6 persen), Hongkong (31,6 persen) dan Australia (18,9 persen) Nilai permintaan pasar mutiara global cenderung meningkat dalam 3 tahun terakhir. Pada 2020 nilainya sebesar USD483 juta, 2021 sebesar USD862 juta dan 2022 sebesar USD1 miliar.

Melihat potensi pasar global tersebut, Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 5-8 persennya saja. Artinya potensi pasar mutiara di tingkat global masih terbuka lebar. Berdasarkan Satu Data KKP (2022), terdapat beberapa provinsi yang menjadi sentra produksi mutiara, antara lain Papua Barat, NTB, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Lampung dan Maluku.

BACA JUGA:  Dituding Merusak Lingkungan, Masyarakat Gili Indah Demo Tolak PT TCN Masuk Gili Meno

Melihat potensi nilai ekspor mutiara Indonesia cenderung naik secara signifikan dari tahun ke tahun untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia yang selalu meningkat.

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok memberikan informasi dan pendampingan terkait budidaya mutiara kepada masyarakat pembudidaya.

BPBL Lombok juga telah memberikan bantuan benih spat mutiara dan pelatihan pendederan tiram mutiara kepada kelompok pembudidaya Mutiara harapan hasil pendederannya dapat dibeli oleh perusahaan – perusahaan mutiara sebagai bahan baku tiram mutiara yang siap insersi. M-003

  • Editor: Daton