Selasa, 2 Juli, 2024

Inilah TK Pertiwi Monjok Baru di Kecamatan Selaparang yang atapnya tak berplafon hanya spandek. Salah satu ruang kelas yang sudah roboh akibat termakan usia. (Foto: M-003)

MATARAM, MENITINI.COM – Kondisi TK Pertiwi yang terletak di Jalan Pertiwi Monjok Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, kondisinya sangat memprihatinkan.

Pantauan di lapangan, Jumat (14/6/2024),  hampir seluruh ruang kelas di sekolah tersebut  hanya beratapkan spandek tanpa ada plafon. 

Tampak, sekolah yang masih berada dalam wilayah Kota Mataram itu, luput dari perhatian pemerintah setempat.

Pasalnya, pohon yang tinggi menjulang di komplek sekolah juga tidak pernah dilakukan pemangkasan. 

Pihak sekolah, mengkhawatirkan siswa yang sedang belajar tertimpa oleh pohon yang rimbun  saat angin kencang. 

Selain itu, fasilitas permainan yang dimiliki oleh sekolah juga masih lama alias belum ada bantuan dari pemerintah kota melalui Dinas Pendidikan. 

Tergugat Ngotot, Mediasi Gugatan Rp 105 Miliar Gagal

Dua KK Ini Tolak Coklit, Alasan Tak Pernah Terima Bansos

Memprihatinkan, 42 Tahun TK Pertiwi Ruang Kelas Sudah Roboh

Dituding Merusak Lingkungan, Masyarakat Gili Indah Demo Tolak PT TCN Masuk Gili Meno

Tak hanya itu, ada salah satu ruangan kelas yang sudah roboh termakan usia. 

Salah seorang guru TK Pertiwi, Rianita, mengatakan bangunan sekolah tersebut dibangun sejak tahun 1982 lalu. Itu artinya, sekolah ini sudah berumur 42 tahun, namun tidak pernah tersentuh bantuan rehab bangunan sekolah.

"Jadi bangunan sekolah ini sudah kurang lebih 42 tahun. Dari sekolah ini sudah banyak lahir para pejabat daerah baik di provinsi, Pemkot dan Pemda kabupaten/kota. Tapi kondisinya sangat memprihatinkan utamanya kegiatan plafon dan pohon tunggi yang sangat rindang tesebut," ujar Rianita pada POS BALI, Jumat  (14/6/2024). 

Ia mengaku bahwa akibat bangunan yang belum ada bantuan perbaikan serta fasilitas permainan yang minim tesebut memicu menurunnya minat orang tua menyekolahkan anaknya ke TK Pertiwi Monjok Baru.

Rianita mencatat bahwa biasanya siswa yang diterima bisa mencapai 150 orang. Namun sejak lima tahun terakhir angkanya hanya sekitar 30 orang siswa saja. 

"Dan tahun ini, jumlah siswa yang mendaftar hanya sekitar 15 orang saja," kata Rianita. 

Ia berharap bantuan perbaikan sekolah agar bisa direalisasikan di sekolahnya. Sebab, kondisi ruangan tanpa plafon dan hanya beratapkan spandek, sangat mengganggu proses belajar mengajar, utamanya para siswa karena panas.

"Jadi sangat perlu perhatian, saya juga sudah mengusulkan jika sekolah ini perlu dibangun kembali, bahkan sudah disurvei namun tidak ada realisasi," tegas Rianita. 

Pihaknya sudah mengusulkan renovasi sekolah ke Dinas Pendidikan Kota Mataram. Apalagi, ada sejumlah bangunan yang sudah mulai rusak akibat termakan usia hingga getaran gempa Lombok tahun 2018 lalu. 

Terlebih, kondisi mebeler sekolah hampir di seluruh ruang kelas, sudah tampak dalam kondisi rusak parah, sehingga menyebabkan dokumen sekolah tidak tertata rapi

"Kami berharap, agar pemerintah segera membangunkan bangunan sekolah baru, sehingga siswa dan guru di sekolah tersebut tidak khawatir akibat kondisi bangunan sekolah yang sudah sangat tua saat peroses belajar mengajar berlangsung," jelas Rianita.

Sementara itu, salah seorang warga setempat Rudy Lombok mengaku bahwa pihaknya mendesak Wali Kota Mataram Mohan Roliskana ingin menegur Kepala Dinas Pendidikan setempat. 

Pasalnya,  rencana hadirnya untuk mengecek kondisi bangunan TK Pertiwi Monjok Baru yang disampaikan pada warga hingga kini tak kunjung terealisasi. 

"Bagaimana pendidikan di ibukota provinsi NTB bisa maju jika bangunan fisik dan fasilitas di sekolah pembentuk karakter awal anak-anak sama sekali enggak diperhatikan," tegasnya.

Ruddy Lombok menambahkan bahwa pihaknya juga sudah melaporkan kondisi TK Pertiwi Monjok Baru ke Wakil Ketua DPRD Kota Mataram Nyayu Ernawati seminggu lalu. 

"Menurut ibu Nyayu, pihaknya langsung memanggil Kepala Dinas Pendidikan untuk merespon keluarga guru dan warga Monjok Baru kaitan kondisi TK Pertiwi," tandasnya. (M-003)

  • Editor: Daton