Jumat, 22 November, 2024

Menteri Siti Nurbaya Sebut Inovasi TOSS Center Klungkung Bisa Jadi Role Model Pengolahan Sampah Nasional

Direktur Utama PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) Putu Ivan Yunatana memberikan penjelasan proses pengolahan residu di TOSS Center Klungkung kepada Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Rabu (11/1/2023). (Foto: Menitini/M-011)
Direktur Utama PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) Putu Ivan Yunatana memberikan penjelasan proses pengolahan residu di TOSS Center Klungkung kepada Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Rabu (11/1/2023). (Foto: Menitini/M-011)

SEMARAPURA,MENITINI.COM- Inovasi pengolahan sampah di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Klungkung bisa menjadi role model dalam pengolahan sampah nasional.

Hal tersebut dikatakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya Bakar dalam kunjungan kerjanya di TOSS Center di Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu (11/1/2023).

Siti Nurbaya yang juga didampingi oleh Wakil Menteri LHK Alue Dohong dan Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Rosa Vivien Ratnawati itu mengaku pihaknya saat ini sedang mengamati dan mengumpulkan referensi secara nasional tentang penanganan sampah yang lebih efektif, efisien dan berdaya guna secara ekonomi.

Sayangnya, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sedang dinas luar kota, sehingga tidak dapat menyambut kehadiran rombongan menteri LHK itu. Siti Nurbaya di TOSS Center dipandu oleh Sekda Klungkung Putu Winastra dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ketut Suadnyana, serta Direktur Utama PT. Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) sebagai operator dari mesin pengolah residu.

“Catatan prestasi dan reward yang diperoleh TOSS Center ini kan sudah banyak ya,” katanya. Hanya saja kata dia, perlu peningkatkan kapasitas mesin sehingga volume sampah bisa diolah lebih banyak lagi.
Menariknya, Menteri Siti Nurbaya memberikan apresiasi tinggi dengan hadirnya mesin pengolah residu yang mampu mengakselerasi kepentingan pemerintah dalam penanganan sampah berbasis sumber dan solutif.

Menurut Siti Nurbaya, saat ini pemerintah memerlukan referensi dari berbagai wilayah termasuk datang ke TOSS Center Klungkung ini. Sebab kata dia, yang harus dipahami adalah posisi sampah dari hulu ke hilir.

“Nah yang paling penting adalah sampahnya beres. Dan, memang kalau tak ada produknya membereskan sampahnya susah juga. Inilah pentingnya keterlibatan pihak swasta untuk pengolahannya. Nah, kalau lihat disini ada RDF (refuse dirived fuel) yang bisa diolah menjadi penggantinya bahan bakar adiknya batu bara yang dapat digunakan industri lain,” pujinya.

Direktur Utama PT Citra Terang Bumi Lestari (CTBL) Putu Ivan Yunatana memberikan penjelasan proses pengolahan residu di TOSS Center Klungkung kepada Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Rabu (11/1/2023). (Foto: Menitini/M-011)
Direktur Utama PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) Putu Ivan Yunatana memberikan penjelasan proses pengolahan residu di TOSS Center Klungkung kepada Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, Rabu (11/1/2023). (Foto: Menitini/M-011)

Dengan melihat fakta ini lanjutnya, rantai nilai cara penanganan sampah secara nasional sudah dapat dipetakan dengan baik. “Dengan begini pemerintah sudah dapat menentukan di daerah mana bisa melakukan intervensi,” tukasnya.

Apakah kehadiran inovasi mesin pengolah sampah di TOSS Center Klungkung ini bisa menjadi role model pengelolaan sampah secara nasional? “Ini kita lihat memang berbeda dengan daerah lainnya ya, disini juga ada ruang edukasinya bisa lah kalau kita lihat inovasi dan model-modelnya, apalagi mesinnya diproduksi oleh lokal, bagus lah,” pujinya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL), Putu Ivan Yunatana, juga menjelaskan secara spesifik dan teknis tentang mekanika konstruksi mesin sampah dan pola kerjanya dihadapan Menteri Siti Nurbaya dan jajarannya.

“Mesin ini disediakan dan dioperasionalkan PT CTBL yang merupakan entitas bersama antara BWC dan PT Bakti Bumi. Mesin ini sudah terbukti dan teruji di TPA Jabon Sidoarjo. Dimana hasil pengolahan residu itu dapat menjadi komoditi energi baru terbarukan (EBT) yang beberapa waktu sempat diujicobakan oleh PLTU Tanjung Awar Awar Tuban dan PT Paiton Probolinggo yang hasilnya sudah sesuai dengan standar kebutuhan PLTU tersebut” kata Putu Ivan yang juga Founder BWC, ini. (M-011)

Editor: PIY