Semua umat kristiani merasakan perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera, karena percaya Yesus datang untuk membebaskan kita dari belenggu dosa. Oleh Dia yang lahir di kandang hewan dan wafat di kayu salib kemudian bangkit dari antara orang mati. Kita semua dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.
Telah menjadi kebiasaan bagi gereja Katolik di Indonesia, selalu ada pesan Natal yang dikeluarkan oleh KWI dan PGI dengan tema yang bervariasi. Biasanya tema yang diangkat disesuaikan dengan konteks aktual yang sedang terjadi dalam gereja fan negara.
Adapun pesan Natal KWI dan PGI tahun 2022, yakni ‘Pulanglah Mereka Ke Negerinya Melalui Jalan Lain’. Tema ini dikutip dari injil Matius pasal 2 ayat 12. Orang-orang bijak dari timur, dengan bantuan bintang datang untuk menyembah Yesus sang juru selamat. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur.
Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan istimewa tersebut, orang-orang bijak ini kembali ke negerinya melalui jalan lain, sebagaimana ditunjukan oleh Tuhan. Mereka mampu melewati tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka untuk mencari Yesus raja yang baru lahir. Setelah berjumpa dengan Yesus mereka juga berani menempuh jalan baru yang belum tentu dari jalan sebelumnya.
Jalan lain dimaksud dapat dipahami juga secara rohani bagi umat Kristiani. Para jurnalis Pena NTT-Bali menafsir jalan lain sebagai jalan untuk menyuarakan kebenaran, keadilan, perdamaian, dan cinta kasih. Sesudah berjumpa dengan Yesus, orang tidak lagi hidup dengan cara lama, melainkan dengan cara yang baru yaitu menjadi manusia baru.
Natal juga mengajak untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih Allah kepada sesama dan semua makhluk ciptaan-Nya.
Orang-orang bijak dari timur yang berjalan mencari Yesus mengajak kita juga untuk berjalan bersama dalam menemukan kehendak Dia yang tinggal di antara kita, yaitu Yesus sang Emanuel untuk menegakkan kerajaan kasih-Nya.
Sebagai warga bangsa dan warga gereja, meskipun kita bhineka (berbeda agama, suku, golongan, budaya) musti selalu berjalan bersama agar dalam kebersamaan itu kita mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan. Memang kebhinekaan rawan akan konflik dan perpecahan, tetapi keanekaragaman itu juga merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat, dan dikembangkan sebagai kekayaan dan kekuatan bersama.
Keanekaragaman yang kita sadari sebagai anugerah Tuhan itu, seharunya mendorong kita untuk saling bergandeng tangan dalam mewujudkan tatanan kehidupan bersama yang lebih bermartabat. Dengan berjalan bersama kita dimampukan untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dalam membangun kembali kehidupan dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Kita membangun peradaban kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan. Merajut kerukunan di tengah merebaknya intoleransi. Kita mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak kejahatan korupsi. Kita menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan. Kita menggunakan etika politik yang beretika dan bermoral menjelang pesta dokrasi tahun 2024.
Dengan berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu, semangat berjalan bersama perlu ditopang dengan sikap saling memahami. Menerima, mendengarkan, dan menghargai kawan seperjalanan, yaitu seluruh warga bangsa Indonesia.