“Untuk itu kita hilangkan berbagai pikiran negatif dan prasangka buruk. Hendaknya kita berpikir positif dan kita kembangkan budaya hidup damai dan bersaudara. Kita harus menjadi teman bagi saudara kita yang menjadi korban, misalnya pelecehan seksual, narkoba, PHK, diskriminasi, dan lainnya. Kasih Allah yang hadir dalam peristiwa Natal memanggil kita untuk peduli kepada sesama yang sedang menderita,” ajak Uskup dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat dan politisi yang hadir.
Berlandaskan iman yang teguh dan kasih yang tulus, kita bersama-sama dapat menumbuhkan harapan dan semangat sesama untuk kembali melangkah dan berjuang meraih mimpi merekah yang mungkin telah hilang. Berani berpihak kepada korban juga merupakan jalan kasih yang perlu tempuh saat ini ketika masih banyak orang yang hanya menjadi penonton saat sesamanya menderita atau menjadi korban atau yang sengaja menutup mata agar hidupnya tetap aman.
Dalam hal ini teladan hidup orang Samaria yang baik hati dalam Injil Lukas Pasal 10 yang tergerak oleh belas kasih untuk menolong orang yang menjadi korban perampokan perlu dihayati dan diwujudkan dalam keseharian. Kehadiran Yesus Kristus sang juruselamat harus terus diwartakan.
Berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai karya manusia seharusnya dimanfaatkan untuk memuliakan Allah. Media sosial sebagai bagian dari kemajuan menawarkan jalan-jalan menarik untuk mewartakan kasih Allah. “Berkaitan dengan hal ini perlu kita sadari bahwa saat ini kita hidup dalam era modern dan era globalisasi. Hal ini ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi yang serbah canggih dan digital. Ini sangat mempengaruhi perilaku kehidupan manusia,” kata Uskup
Berkaitan dengan hal itu PENA NTT dipanggil untuk membangun pencerahan di era distrubsi komunikasi sosial. Demi nilai-nilai kehidupan dan nilai iman yang harus terus menerus dipertahankan, apapun situasinya, nilai kehidupan dan nilai iman tidak boleh dikorbankan.
PENA NTT Bali sebagai wadah para jurnalis dari NTT yang bergerak pada media mainstream dipanggil untuk teguh menyuarakan kebenaran dan keadilan. Mengkritisi kebijakan yang keliru dan membangun kehidupan yang bermartabat, serta berkontribusi untuk membangun gereja dan bangsa ini.
“Tuliskan berita yang menyejukan dan mendamaikan hati banyak orang. Hendaknya kita mengunggah foto-foto tentang keindahan hidup bersama di tengah aneka perbedaan. Boleh juga membuat film pendek yang menginspirasi banyak orang untuk peduli kepada orang lain seta al ciptaan-Nya. Hendaknya kita mengisi ruang publik dengan kesejukan dan kedamaian guna menyebarluaskan nilai-nilai keadilan, kebenaran, kebersamaan, kesetaraan, kesederhanaan, dan sebagainya,” ajak Uskup.
Uskup juga mengajak untuk bersama-sama berani lawan ujaran kebencian dan berita bohong yang dapat merusak kerukunan kehidupan bersama. Sekalipun Pena NTT bergerak di media mainstream juga dipanggil untuk menjadi pelopor yang bijak dan cerdas dalam bermedia sosial dan semakin kreatif dalam mewartakan kasih. Setia memebang nilai-nilai moral dan etika di dunia maya.
“Harapannya kasih Allah semakin terpancar dan damai sejahtera semakin nyata. Jalan-jalan kreatif yang ditawarkan oleh media sosial sudah sepantasnya kita manfaatkan sebagai sarana pewartaan, sehingga mampu menggerakan banyak orang untuk menjadi duta-duta kasih dan pelopor perdamaian di lingkungan keluarga, gereja, dan masyarakat umum. Pena NTT saya harapkan juga terlibat aktif dalam kehidupan menggereja,” tandasnya. (M-003)