Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda menegaskan bahwa keorganisasian Sabha Kretha Sulinggih Hindu Dresta Bali ini di berbagai tingkatan masing-masing diorganisir oleh 9 (Sembilan) Sulinggih dari Pasametonan Hindu Dresta Bali. Para Sulinggih ini dipastikan lahir dengan sistem Padiksaan yang sesuai dengan dasar Susastra dan Dresta masing-masing Pasametonan yang telah diwariskan oleh para Leluhur Lelangit di Bali. Ia menambahkan, Bali patut tetap diharumkan dengan menjaga kerajegan agama, adat-istiadat, dresta, tradisi, seni budaya, serta kearifan lokal yang diwariskan oleh Leluhur Lelangit Bali. Langkah ini sudah sepatutnya dimulai dengan mengukuhkan dan menguatkan secara sungguh-sungguh kedudukan, peran, fungsi, tugas, dan kewenangan Desa Adat. Untuk itu, pemimpin Bali di berbagai tingkatan, Prajuru Desa Adat, dan seluruh Krama Desa Adat diharapkan supaya seleg (tekun, rajin, dan penuh disiplin), tragia (sadar dan waspada), ngayah (suka rela bergotong-royong) berdasarkan Dharma menjadikan Bali kembali menjadi Padma Bhuwana, Pusat Peradaban Dunia.