KUTA, MENITINI.COM – Pasang surut air laut menjadi tantangan proses pembuatan 4 breakwater dan modifikasi 1 breakwater di Pantai Kuta.
Saat ini pengerjaan modifikasi breakwater telah dilakukan di perairan sebelah barat Disecovery Mall.
Proyek tersebut merupakan bagian dari Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II (Kuta – Legian – Seminyak).
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Bali Penida, Gede Lanang Sunu Perbawa menerangkan, modifikasi breakwater eksisting di perairan Pantai Kuta titik sebelah barat Discovery Mall telah dilakukan.
Proses demolish (pembongkaran) breakwater sebelumnya telah dilakukan, diawali dengan pembuatan akses kerja ke tengah laut yang dikerjakan bersamaan dengan proses pembangunan kembali.
“Jadi breakwater yang lama kita bongkar dan modifikasi dengan menggunakan material lama. Elevasinya masih tetap yakni pada +3,6 terhadap permukaan air laut. Hanya bentuknya yang berubah, dari detached breakwater (tidak teru menerus),” terangnya Senin (17/3).
Pembangunan maupun modifikasi breakwater dihadapkan tantangan pasang surut air laut. Karena itu pengerjaan dilakukan menyesuaikan pasang surut air laut.
Sampai tanggal 12 Maret 2025 lalu, tercatat progres pelaksanaan BBCP Phase II (Kuta, Legian, Seminyak) berada pada angka 1,8 persen.
Hal senada disampaikan oleh Project Manager Adhi – Minarta JV, Ardian Saputra.
Material modifikasi breakwater belakang Discovery Mall memanfaatkan material sebelumnya.
Namun, desain saat ini mengikuti besar dan arah gelombang air laut yang ada.
Dengan demikian, diharapkan dapat menahan energi gelombang air laut sehingga mengurangi potensi abrasi pantai.
“Pasang surut air laut menjadi salah satu tantangan dihadapi. Pengerjaan dilakukan setiap hari, menyesuaikan pasang surut air laut. Saat pasang, aktivitas berhenti. Saat surut, maka dimulai kembali,” imbuhnya. M-003
- Editor: Daton