Paus Fransiskus dalam Kondisi Kritis, Mengalami Pneumonia Ganda dan Insufisiensi Ginjal

image
Gambar dari drone menampilkan Paus Fransiskus melalui pemetaan video digital di Obelisco saat dunia mendoakan kesehatannya, di Buenos Aires, Argentina, 21 Februari 2025. (Foto: REUTERS/Martin Cossarini)

JAKARTA,MENITINI.COM-Pemimpin umat Katolik Roma, Paus Fransiskus, dilaporkan berada dalam kondisi kritis selama dua hari berturut-turut dan mengalami sedikit kekurangan pada fungsi ginjalnya. Hal ini terjadi setelah pria berusia 88 tahun tersebut didiagnosis menderita pneumonia ganda.

Mengutip Reuters, Vatikan pada Minggu (23/2/2025) menyatakan bahwa prognosis untuk Paus Fransiskus masih dalam pemantauan. Beliau membutuhkan transfusi dua unit darah pada Sabtu setelah mengalami krisis pernapasan yang berkepanjangan, mirip dengan gejala asma.

“Kondisi Bapa Suci tetap kritis. Namun, sejak tadi malam beliau tidak mengalami krisis pernapasan lebih lanjut,” demikian pernyataan resmi dari Vatikan.

Hasil tes darah menunjukkan adanya insufisiensi ginjal awal yang ringan, namun saat ini kondisi tersebut masih terkendali. Fungsi ginjal berperan penting dalam menyaring limbah dalam darah. Meskipun demikian, Vatikan mengonfirmasi bahwa Paus tetap waspada dan berorientasi baik, serta menerima terapi oksigen aliran tinggi melalui tabung di bawah hidungnya.

BACA JUGA:  Tragedi Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Korsel Berkabung 7 Hari

“Kompleksitas gambaran klinis, serta penantian yang diperlukan untuk terapi farmakologis menunjukkan efeknya, mengharuskan prognosis tetap dijaga,” tambah pernyataan dari Vatikan.

Paus Fransiskus telah menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak 14 Februari 2025. Vatikan pertama kali mengungkapkan bahwa kondisinya berada dalam tahap kritis pada Sabtu lalu.

Pneumonia ganda adalah infeksi serius yang dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada kedua paru-paru, sehingga memperburuk kesulitan bernapas. Vatikan menggambarkan infeksi yang dialami Paus sebagai “kompleks,” karena disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme.

Sebagai pemimpin Gereja Katolik sejak 2013, Paus Fransiskus telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan dalam dua tahun terakhir. Beliau diketahui rentan terhadap infeksi paru-paru karena pernah mengalami radang selaput dada saat masih muda, yang mengharuskannya menjalani pengangkatan sebagian dari salah satu paru-parunya.

BACA JUGA:  Penurunan Populasi, Puluhan Sekolah di Korea Selatan Ditutup

Selain itu, pada Sabtu, Vatikan mengumumkan bahwa Paus membutuhkan transfusi darah setelah tes menunjukkan jumlah trombosit yang rendah, yang berkaitan dengan anemia. Trombosit merupakan fragmen sel dalam darah yang berperan dalam pembentukan gumpalan untuk mencegah atau menghentikan pendarahan.

Sementara itu, doa dan dukungan terus mengalir dari umat Katolik di seluruh dunia. Para peziarah berkumpul di dekat Vatikan serta di luar Rumah Sakit Gemelli untuk berdoa demi kesembuhan Paus Fransiskus. Umat dan pemimpin agama lainnya juga turut menyampaikan harapan terbaik bagi pemulihan beliau.

Tim medis di Rumah Sakit Gemelli terus memantau kondisi kesehatan Paus Fransiskus dengan cermat. Dengan usia yang lanjut dan riwayat kesehatan yang kompleks, para dokter tetap mewaspadai kemungkinan komplikasi lebih lanjut. Namun, sejauh ini terapi yang diberikan menunjukkan hasil positif.

BACA JUGA:  Terobosan Medis! Tiongkok Luncurkan AI PUMCH-GENESIS untuk Diagnosis Penyakit Langka

Kondisi kesehatan Paus Fransiskus akan terus dipantau secara ketat, sementara umat di seluruh dunia menantikan kabar terbaru mengenai kesehatannya.

  • Editor: Daton

BERITA TERKINI

Indeks>>

PT. BADU GRAFIKA MANDIRI

Jalan Gatot Subroto 2 No. 11 A, Banjar Lumbung Sari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara

Ikuti Kami