MENITINI.COM-Paus Fransiskus mengatakan siap mengundurkan diri suatu hari nanti jika masalah kesehatan yang serius menghalanginya untuk menjalankan Gereja Katolik.
Melansir Berita Antara, Paus Fransiskus mengatakan bahwa usia yang semakin tua dan kesulitannya berjalan telah mengantarkan fase baru dalam hidup kepausannya yang menjadi lebih lambat.
“Saya rasa saya tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan ritme yang sama seperti sebelumnya,” kata Fransiskus, yang menjawab pertanyaan wartawan dalam penerbangan kembali ke Roma setelah merampungkan kunjungan di Kanada, Sabtu (29/07/2022) dikutip Antara.
Beberapa bulan terakhir Paus Fransiskus telah menggunakan kursi roda, tongkat, atau alat bantu untuk berjalan, karena nyeri lutut yang disebabkan oleh patah tulang dan ligamen yang meradang.
Dia berjalan dengan tongkat ke kabin belakang tempat para reporter berada, tetapi duduk di kursi roda untuk konferensi pers selama 45 menit setelah perjalanan.
Untuk pertama kalinya Fransiskus menggunakan kursi roda dalam 37 perjalanan internasional yang telah dia lakukan sejak terpilih sebagai paus pada 2013.
“Saya pikir pada usia saya dan dengan keterbatasan ini saya harus sedikit mempertahankan diri agar dapat melayani Gereja, atau memutuskan untuk mundur,” kata Paus Fransiskus.
Ritme perjalanannya di Kanada, yang berfokus pada permintaan maaf Paus atas peran Gereja di sekolah-sekolah asrama untuk mengasimilasi anak-anak pribumi, lebih lambat daripada di masa lalu, dengan biasanya hanya dua acara sehari dan waktu istirahat yang panjang.
Fransiskus mengatakan dia lebih suka tidak menjalani operasi pada lututnya karena dia tidak ingin terulangnya efek samping negatif jangka panjang dari anestesi yang dideritanya setelah operasi usus setahun yang lalu.
“Tetapi saya akan berusaha untuk terus melakukan perjalanan agar bisa dekat dengan masyarakat karena itu adalah cara melayani,” ujar dia.
Dia menunjukkan bahwa dia pertama-tama akan melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang telah dia janjikan untuk dikunjungi, seperti Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, Lebanon, dan mungkin Kazakhstan sebelum memutuskan perjalanan selanjutnya.