Rabu, 4 Desember, 2024

Pedagang Mengeluh Sepi, Desa Adat Segera “Sulap” Lantai Tiga Pasar Seni Kuta Jadi Daya Tarik Wisata, Kenapa?  

Bendesa Adat Kuta, Komang Alit Ardana (Foto: Pos Bali)

KUTA, MENITINI.COM – Kondisi pedagang Pasar Seni Kuta setelah selesai direnovasi tampaknya lebih menarik dan lebih bersih.  

Para pedagang pun mulai menempatkan dagangan dan kembali berjualan seperti biasa. Pasar Seni Kuta terdiri dari bangunan lantai I, II dan III.


Pedagang yang menempatkan lantai I dan lantai II tampaknya lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan asing dan domestik untuk berbelanja.  

Sementara pedagang di lantai III dari awal mereka tempati sampai saat ini jarang dikunjungi wisatawan atau pembeli.

Lantai III Pasar Seni Kuta sering tidak mendapatkan pengunjung sehingga desa adat menyiapkan opsi lain ke depan.  

Apabila kondisinya sampai tidak dikunjungi pembeli pedagang tidak mampu lagi berjualan dan pihak desa menjadikan lantai III sebagai daya tarik pasar seni.  

BACA JUGA:  Lawatan ke Inggris, Presiden Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS

“Rencana tersebut sedang digodok dan akan segera dibahas dalam Paruman Desa Adat Kuta. Pasar Seni Kuta setelah dibangun ulang memang masih relatif sepi pengunjung di lantai III,” kata Bendesa Adat Kuta, Komang Alit Ardana.  

Ia mengatakan berbagai upaya telah dilakukan, namun kondisi pengunjung memang belum merata  hingga ke lantai III.  

Kondisi itu membuat pedagang yang kebetulan mendapat undian di lantai 3 tidak berani berjualan.  

Pedagang khawatir tidak akan ada pengunjung yang membeli dagangan mereka.  

“Kita minta, kalau tidak kuat berdagang agar dibalikkan kuncinya karena itu milik desa adat.  Saat ini memang di lantai III kosong,” ujarnya.

Karena pasar seni milik desa adat, jika dibiarkan kosong pemasukan desa juga menjadi minim.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Cek Harga di Pasar Dukuh Kupang, Surabaya

Untuk itu pihaknya membuat strategi baru agar lantai III bisa berfungsi.  

Rencananya membuat sesuatu yang lain, bukan seperti sekarang yang semua pedagang berjualan pakaian semata.  

Kedepan, lantai I dan II diperuntukan pedagang. Sedangkan lantai III diperuntukan food court atau lain.  

“Sudah ada yang tertarik, kita masih negosiasi harga. Tentu nilainya lebih tinggi dari lantai I dan II. Ini akan segera kita lakukan, setelah paruman. Pasar seni ini milik desa adat, semua keputusan ada di paruman,” ujarnya. M-003