Senin, 25 November, 2024

Bekas Menteri Pelopor Rumah Murah Wafat

Karangan Bunga di Rumah Duka Almahrum

JAKARTA, MENITINI.COM Cosmas Batubara telah mengembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (8/8) dini hari. Pria yang lahir di Simalungun, Sumatera Utara, pada 19 September 1938 itu harus berpulang karena mengidap kanker kelenjar getah bening.

Nama dan kiprah Cosmas mulai dikenal sebagai Menteri Perumahan Rakyat di era Orde Baru. Pada 1978 hingga 1983, Cosmas ditunjuk Presiden Soeharto sebagai Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat. Kemudian berlanjut menjadi Menteri Perumahan Rakyat pada 1983 hingga 1988.

Dihimpun dari berbagai sumber, Cosmas awalnya sempat mempertanyakan posisi tersebut lantaran dirinya bukan seorang arsitek. Apalagi, ia juga tak punya pengalaman mengurusi perumahan. Namun, tugas negara itu ia jalankan semampunya.

Selama menjabat sebagai menteri, Cosmas selalu berfokus pada kebijakan perumahan murah. Terungkap dari berbagai sumber, Cosmas merupakan sosok yang berhasil menggandeng PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan Perum Perumnas untuk menyediakan rumah murah.

Suasana di rumah duka almahrum Cosmas Batubara

Dirinya bahkan pernah membantu program rumah murah bagi wartawan setelah membaca salah satu berita dari seorang wartawan yang sering meliput di Departemen PU dan Menpera. Langkah ini tak lepas dari filosofinya bahwa negara harus hadir di dalam penyediaan hunian bagi masyarakat. “Di mana rakyat tidak mampu menyediakan sendiri rumah, maka pemerintah harus turun tangan. Itu filosofinya,” ujar Cosmas seperti dikutip dari harian media nasional pada 2013 silam.

Lepas 10 tahun menjadi menteri perumahan rakyat, ia akhirnya jatuh cinta dengan sektor properti. Terbukti, Cosmas melanjutkan kariernya di dunia properti dengan menjadi Direktur Utama PT Podomoro Land Tbk, Komisaris Utama PT Intiland Development Tbk, dan pernah menjadi Komisaris Utama PT Sunter Agung.

Ia juga menjadi anggota dewan komisaris di beberapa entitas anak Agung Podomoro Land dan Agung Podomoro Group, diantaranya komisaris Utama PT Alam Hijau Teduh sejak 2011, komisaris PT Jakarta Realty sejak 2004, dan Komisaris Utama PT Jaya Lestari Persada sejak 2002.

Tak hanya di sektor properti, ia juga berkarier di berbagai perusahaan selain properti. Misalnya, sebagai komisaris PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan Wakil Komisaris Utama PT Tunas Ridean Tbk.

Cosmas Batubara

30 tahun berlalu setelah tak lagi duduk di kursi menteri, perhatian Cosmas terhadap penyediaan rumah rakyat tak pernah surut. Dalam beberapa kesempatan, ia selalu meminta pemerintah untuk menambah modal bagi Perum Perumnas agar bisa membangun rumah subsidi lebih banyak lagi. Terakhir, pada April lalu, ia bersama praktisi properti lain yang tergabung di dalam Lembaga Perumahan dan Pengembangan Perkotaan Indonesia (LPP3I) menerbitkan delapan pernyataan bersama terkait perumahan rakyat.

Menjelang akhir hayatnya, ia masih memikirkan skema rumah murah selain rumah bagi golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), agar kelompok milenial bisa memiliki hunian. Meski demikian, hal itu tentu tak lepas dari aktivitas bisnis yang dijalaninya sekarang. “Saya melihat dalam struktur penduduk kita ada kelompok milenial yang sudah memerlukan perubahan perumahan,” terang dia, Januari lalu.

Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Justini Omas mengenang sosok yang punya semangat kerja tinggi. Usia yang kian senja, disebutnya tak menjadi halangan bagi Cosmas untuk terus berkarya. “Beliau orang yang sangat sabar, tidak pernah marah, tidak grasa-grusu, tetapi tegas dalam setiap keputusan dan tindakannya. Beliau orang yang humble, tidak pernah merendahkan orang lain atau berlaku kasar,” ujarnya, Kamis (8/8).

Justini juga menggambarkan Cosmas sebagai sosok yang humoris, namun sangat inspiratif. Hal itu terlihat bukan saja dari ucapannya, namun juya perbuatannya. “Kami di APL sangat bangga dan merasa terhormat berkesempatan mengenal, dipimpin, dan bekerja bersama beliau,” pungkas dia.

Perhatian Cosmas yang tinggi terhadap perumahan sejatinya bertolak belakang dengan latar belakangnya yang merupakan sarjana lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia.  Ilmu akademis yang dimiliki ia gunakan untuk merintis karier politik dengan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di tahun 1967 hingga 1978 domi lewuk/poll