Kamis, 9 Januari, 2025

Pemangkasan Anggaran Perjalanan Dinas 50 Persen, Manajemen Kawasan Wisata Optimis Hadapi Tantangan Tahun 2025

BADUNG, MENITINI.COM– Kebijakan pemerintah terkait pemangkasan minimal 50 persen anggaran perjalanan Dinas Kementerian dan Lembaga, serta kenaikan PPN 12 persen menjadi tantangan yang dihadapi The Nusa Dua di tahun 2025. 

Kendati demikian manejemen pengelola kawasan wisata optimis  pemerintah sangat memperhatikan sektor pariwisata sebagai salah satu tulang punggung perekonomian negara. 

General Manager The Nusa Dua, Made Agus Dwiatmika mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi detail terkait seperti apa kebijakan tersebut. 

Namun pengelola kawasan wisata masih tetap melihat perkembangan  Nusa Dua  menjadi magnet untuk penyelenggaraan event-event kaitan dengan acara MICE. 

Walaupun ada pengurangan anggaran dari pemerintah untuk kegiatan, pihaknya melihat tahun 2025 pasti tetap banyak MICE yang akan terjadi di Nusa Dua. 

BACA JUGA:  Aksi Bersih Sampah Laut, Bupati Badung: Negara Hadir di Tengah Masyarakat dalam Mengatasi Masalah Sampah

Terlebih pemerintah tetap menggenjot sektor pariwisata yang menjadi prioritas utama. 

“Kami optimis untuk tahun 2025. Beberapa event internasional akan ada di Bali, tapi kami masih menunggu informasi pasti. Untuk acara event mice internasional kami bekerjasama dengan hotel,” katanya di awal tahun 2025.

Saat ini, lanjut dia, sektor swasta masih menggeliat dan menjadi prospek ke depan bagi Nusa Dua. Cukup banyak perusahaan yang berkembang dan cukup banyak mengadakan event di Nusa Dua. 

Selama ini sektor swasta memang masih mendominasi pelaksanaan event di Nusa Dua. Sementara event kenegaraan sifatnya untuk kegiatan internasional dan tidak sebanyak swasta. Namun yang menaikan image the nusa dua adalah event internasional.

BACA JUGA:  Minum Teh Menyebabkan Anemia, Mitos atau Fakta?

Optimisme serupa juga diungkapkan soal  kenaikan PPN sebesar 12 persen. Kebijakan itu tentu akan berdampak pada kenaikan harga rate hotel. 

Namun merujuk pada pengalaman Covid-19 yang membuat sektor pariwisata terpuruk, hal itu merupakan tantangan yang akan dihadapi secara optimis dan antisipatif. 

“Kami masih menunggu kepastian seperti apa nanti detailnya. Dampak yang ditimbulkan tentu juga harus dikomunikasikan baik dengan guest yang menginap. Setelah juknis kebijakan itu jelas, maka teman-teman akan memiliki strategi  mempertahankan customer agar tetap datang menginap di Nusa Dua,” ujarnya. M-003