Jumat, 22 November, 2024

Pemkab Jembrana Gelar Upacara Melabuh Gentuh Uncal Balung di Pantai Muara Perancak

Pemkab Jembrana menggelar upacara melabuh gentuh Selasa (26/9) di Pantai Taman Ujung Perancak. (Foto: M-011)

JAKARTA,MENITINI.COM-Untuk pertamakalinya, Pemkab Jembrana menggelar upacara melabuh gentuh Selasa (26/9) di Pantai Taman Ujung Perancak. 

 Prosesi wujud menjaga  keharmonisan dengan  alam serta memohon keselamatan agar tidak terjadi bencana saat dilaut maupun daratan.

Sarana caru digunakan dengan mulang pekelem kebo, kambing, angsa, bebek serta ayam yang ditenggelamkan ke tengah laut oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba beserta jajaran Forkopimda Jembrana.

 Upacara Melabuh Gentuh Uncal Balung untuk tingkat Kabupaten pertama kali dilaksanakan oleh Bupati I Nengah Tamba setelah sebelumnya  upacara serupa tingkat Provinsi  dilaksanakan di Gilimanuk. 

Bupati I Nengah Tamba mengatakan upacara  digelar  guna menghindari terkontaminasi energi negatif dari bhuta kala tiga dungulan, sehingga perlu dilaksanakan pembersihan Jagat. 

“Ngaturan Pakelem Melabuh Gentuh, jadi dengan sarana Kebo, Angsa, Bebek, Ayam, dan sesajen Kambing juga dan dipuput oleh Ida Pedanda saking Griya Ketugtug” ujar Bupati Tamba saat karya melabuh gentuh. 

Pihaknya menjelaskan bahwa Karya Mulang Pakelem Melabuh Gentuh mungkin baru pertama kali dilakukan yang tujuannya tentu untuk memohon keselamatan. 

“Tetujon (Tujuan) untuk semeton kita yang mencari kehidupan dilaut hasil ikannya biar bertambah untuk nelayan termasuk juga kita pemerintahan berjalan baik dalam rangka mewujudkan jembrana emas 2026.

Dumogi ring sejeroning ngemargian karya melabuh gentuh puniki memargi antar lan rahayu sareng sami jagat bali lan Jagat jembrana unteng nyane (diJembrana pada khususnya),”  tegasnya. 

Sementara itu, Ida Pedanda Gede Ketut Putra Kemenuh dari Griya Ketugtug, menjelaskan ,prosesi  ini disebut Tawur Labuh Gentuh yang bertujuan menetralisir hal-hal negatif. 

Tujuannya untuk  marisuda sahananing netehin gumi atau menetralisir entitas-entitas negatif yang ada di muka bumi. Selain itu guna  memohonkan kepada yang kuasa supaya dijauhkan dari bencana.

” Upacara ini juga wujud ucapan  terimakasih kepada penguasa laut dalam hal ini hyang Baruna, atas hasil lautnya yang melimpah sehingga tetap terjaga,”  pungkasnya. (M-011)

  • Editor: Daton