Jumat, 22 November, 2024

Pemkab Klungkung Apresiasi Inovasi Pengolahan Residu PT. CTBL

Mesin pengolah residu PT. CTBL yang ada di TOSS Center Karang Dadi Kabupaten Klungkung. (Foto: M-011)
Mesin pengolah residu PT. CTBL yang ada di TOSS Center Karang Dadi Kabupaten Klungkung. (Foto: M-011)

SEMARAPURA,MENITINI.COM-Melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, Pemerintah Kabupaten Klungkung mengapreasi PT. Cahaya Terang Bumi Lestari (CTBL) atas perannya dalam menangani permasalahan sampah, terutama sampah residu di Kabupaten Klungkung dengan pengoperasian mesin pengolah residu di TOSS Center Karang Dadi.

Kepala Dinas
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung, Ketut Suadnyana (kiri) bersama Direktur Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dasrul Chaniago, saat kunjungan peserta ASEAN-Indo-Pasific Workshop on Marine Plastic Debris di TOSS Center Karang Dadi Klungkung. (Foto: M-011)

“Beruntung ada CTBL yang selalu mendampingi dalam penanganan sampah residu, sehingga mengurangi residu masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir, Red),” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung, Ketut Suadnyana kepada Menitini.com di sela-sela menerima kunjungan peserta ASEAN-Indo-Pasific Workshop on Marine Plastic Debris pada Jumat (16/6/2023).

Lebih lanjut Ketut Suadnyana mengatakan nantinya inovasi pengolahan sampah yang ada di TOSS Center tersebut juga akan diterapkan di desa-desa yang ada di Kabupaten Klungkung. Para perbekel hanya menyiapkan tempatnya dan pihak CTBL yang akan menyediakan alat serta pengambilan hasil pengolahan residu berupa RDF (Refused Derived Fuel) tersebut.

Para kepala desa di seluruh Kabupaten Klungkung diharapkan, dalam sekali kecil dapat menerapkan inovasi pengolahan residu seperti yang telah diujicobakan di TOSS Center Karang Dadi. Sehingga nantinya desa tidak membawa lagi residu ke TPA.

“Mudah-mudahan para perbekel bisa mengimplementasikan ini (inovasi pengolahan residu, red) di TPS3Rnya masing-masing atau di TOSS desa masing-masing dalam skala yang lebih kecil yang cocok dengan daerahnya. Perbekel agar menyiapkan tempat,” tegas Suadnyana.

Saat ditanya soal target penerapan inovasi pengolahan residu tersebut, pihaknya akan berusaha untuk segera menerapkannya agar residu tidak terus dibawa ke TPA yang luasnya hanya kurang dari 2 hektar itu.

“Dengan kondisi lahan yang kurang 2 hektar itu, kita sudah bertahan selama 2 tahun. Mudah-mudahan dengan adanya komitmen bersama terutama para kepala desa, jadi TPS3R desa, TOSS desa ada rencana menangani residunya di tempat masing-masing,” harapnya.

“Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada CTBL sudah membantu terus dalam pengelolaan residu,” pungkas Suadnyana. (M-011)

  • Editor: PIY