DENPASAR, MENITINI Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur meletus Senin (04/11/2024).
Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), korban meninggal dunia letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, bertambah jadi 10 jiwa, hingga Senin (4/11/2024), dimana enam orang berhasil diidentifikasi oleh petugas.
“Hingga pukul 10.20 WIB, korban jiwa meninggal berjumlah 10 jiwa,” ujar Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan pers, Senin (4/11/2024).
Sementara itu, total populasi warga terdampak, kata Abdul Muhari, sebanyak 10.295 jiwa yang tersebar di dua kecamatan: Wulanggitang dan Ile Bura.
Jurnalis Bali asal Nusa Tenggara Timur (PENA NTT) Bali, merespon kejadian bencana alam tersebut dengan menyalurkan bantuan uang tunai sebesar Rp10 juta ke rekening Biara SSpS Provinsi Flores Bagian Timur yang mengelola lembaga pendidikan sekolah menengah.
Lembaga pendidikan yang dikelolah Biara SSpS Provinsi Flores yakni SMP Katolik Sanctissima Trinitas Hokeng. Sekolah ini roboh. Sedangkan dinding ruangan retak dan ambruk akibat tertimpa material vulkanik.
Puluhan siswa yang tinggal di asrama saat kejadian Senin dini hari dievakuasi ke Kota Kewanpante, di Kabupaten Sikka Maumere.
Kordinator Penggalangan Dana PENA NTT Gabriel Nano Betan mengatakan, setelah kejadian Senin dinihari, PENA NTT Bali langsung menginisiatif penggalangan dana untuk bantuan ke korban bencana Gunung Lewotobi.
“Keperluan yang paling mendesak di tempat evakuasi adalah makanan dan pakaian. Maka PENA NTT setelah berdiskusi dengan teman teman memutuskan mengirim bantuan uang tunai langsung ke rekening Suster SSpS. Selasa 5 November 2024 pukul 15.30 Wita langsung masuk ke rekening Susteran SSpS,” kata Gabriel Nano Betan.
Panitia lanjutnya, dalam waktu dekat akan mengirim pakaian ke anak anak dan para korban di lokasi pengungsian melalui Susteran SSpS.
“Menyusul akan ada bantuan pakaian sembari kita membuka donasi dari kawan kawan jurnalis dan masyarakat umum untuk para korban terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki Laki,” kata Nano Bethan
Sementara, Ketua PENA NTT Bali, Ignasius Kleden mengatakan bantuan uang kepada Susteran SSpS dan para korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki wujud kepedulian jurnalis terhadap warga terdampak.
Bantuan uang yang diberikan diharapkan dapat meringankan beban para korban.
“Kami PENA NTT terus bekerjasama dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk bahu membahu meringankan beban masyarakat terdampak,” tambahnya.
PENA NTT BALI juga bekerjasama dan berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam menyalurkan bantuan kepada korban bencana sebagai upaya meringankan beban masyarakat dan mempercepat pemulihan pasca bencana.
“Kami akan terus bergerak menggalang bantuan melalui sampai dengan situasi normal di wilayah bencana. Ini kepedulian dan ketulusan PENA NTT kepada masyarakat agar segera pulih dari dampak bencana”, kata Igo Kleden.
Sementara Pemimpin Provinsi SSpS Flores Bagian Timur, Suster Ines SSps menyampaikan limpah terima kasih atas bantuan kemanusian yang telah disalurkan oleh PENA NTT Bali.
“Selamat sore pak. Bantuan sudah kami terima. Terima kasih banyak untuk bantuan kemanusiaan. Tuhan memberkati,” tulis Suster Ines dalam pesan singkatnya.
Suster Ines yang membawahi misi mulai dari Lembata sampai Ngada menambahkan, biasanya pihak susteran bergerak cepat untuk membantu korban yang terdampak.
Namun karena susteran sendiri juga bagian dari korban dan ada suster yang meninggal maka pihaknya masih fokus mengurus.
“Memang biasanya kami langsung gerak.cepat untuk bantu para korban. Tapi karena kami lagi berduka jadi setelah itu baru kami bergerak bantu masyarakat juga,” kata Suster Ines M-003