Sementara itu, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS) mengatakan telah menunjuk seorang penyelidik keamanan udara senior Amerika sebagai perwakilan terakreditasi AS untuk penyelidikan tersebut.
Administrasi Penerbangan Federal AS mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin bahwa pihaknya mengetahui laporan kecelakaan itu. “Badan itu siap membantu upaya investigasi jika diminta,” terangnya.
China, bersama dengan Amerika Utara dan Eropa, adalah salah satu dari tiga pasar perjalanan udara teratas dunia. China Eastern, yang berbasis di Shanghai, adalah salah satu maskapai penerbangan top negara itu, melayani 248 tujuan domestik dan internasional.
Boeing 737-800 dikirim ke China Eastern Airlines pada Juni 2015 dan telah terbang selama lebih dari enam tahun. Pesawat ini memulai debutnya pada 1990-an, dan Boeing telah membuat lebih dari 5.200 pesawat komersial. Perusahaan mengirimkan seri terakhir ke China Eastern pada 2020.
Media pemerintah melaporkan bahwa semua armada 737-800 China Eastern diperintahkan untuk dikandangkan. China memiliki 737-800 lebih banyak daripada negara lain mana pun – hampir 1.200 pesawat. Knsultan penerbangan IBA mengatakan jika maskapai China lainnya mengandangkan pesawat dapat berdampak signifikan pada perjalanan domestic.
Pada Januari 2020, Garda Revolusi paramiliter Iran secara tidak sengaja menembak jatuh jenis 737-800 yang diterbangkan oleh Ukraine International Airlines. Semua penumpang sebanyak 176 orang di dalamnya tewas.
Pesawat ini berbeda dari model 737 Max, yang dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua kecelakaan fatal dalam beberapa tahun terakhir. China mengizinkan model pesawat itu untuk kembali beroperasi, sambil menunggu modifikasi pada pesawat, South China Morning Post melaporkan. 737 Max tidak terbang di China dalam tiga tahun.