DENPASAR, MENITINI.COM – Wajah mereka tampak sumringah memegang trophy kebanggaan. Sebanyak 24 orang peneliti muda Kota Denpasar tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) berhasil meraih 7 special award, 10 medali emas, 9 perak, dan 5 perunggu dalam kompetisi tingkat internasional. Prestasi tersebut diraih pada ajang Thailand Inventors Day 2019 yang terselenggara di Bangkok Internasional Trade Exhibition Center (BITEX) tanggal 1-6 Februari 2019.
Prestasi yang diraih para peneliti muda Kota Denpasar membuat Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra berbangga. Menurutnya, meraih juara di luar negeri tentu tidak gampang, bahkan ia sendiri mengaku belum pernah merasakan juara di luar negeri. “Saya tidak bisa berkata apa-apa karena saya saja belum pernah meraih juara di luar negeri, juara baru di Indonesia saja. Prestasi yang diraih para peneliti muda itu sangatlah luar biasa,” ungkap Rai Mantra saat ramah tamah dengan para peneliti muda di Gedung Sewaka Dharma Lumintang, Rabu (13/2).
Lebih lanjut Rai Mantra mengatakan, para peneliti di Kota Denpasar sekarang sudah ada di sekolah swasta seperti SMP PGRI 3 Denpasar. Meskipun mereka baru pertama kali mengikuti kompetisi penelitian tingkat internasional ini, namun mereka mampu bersaing dan bisa menaikkan grade sekolahnya. “Ini sangat luar biasa sekali, maka dari itu harus didukung secara penuh, dan Pemkot Denpasar secara konsisten dan berkelanjutan untuk mendukung perkembangan peneliti muda,” katanya.
Untuk tahun 2019, Wali Kota mengaku akan berusaha mendukung komunitas peneliti muda ini agar lebih baik lagi. Agar semakin banyak orang kreatif dan inovatif di Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar dibawah Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga bersama Badan Kreatif Kota Denpasar akan memberikan mendukung penuh kepada para peneliti muda maupun komunitas di Denpasar.
Salah seorang tim peneliti asal SMAN 3 Denpasar bernama Mutiara Diva Ramadhani mengaku sangat senang karena pertama kali mengikuti lomba penelitian sudah berhasil meraih 2 special award dan 2 medali emas di tingkat internasional. Menurutnya, pengalaman ini sangat luar biasa dan tidak akan bisa terlupakan. Ia menuturkan, dua penelitian yang diikutinya mengambil judul Bioasphalt from Apus Bamboo (Gigantochloa apus) Stem Waste dan Genit Spray Bio-repellent for a Aedes Ageypti from Gumitir Flower Extract.
Diva Ramadhani menjelaskan, penelitiannya yang pertama tersebut adalah mengolah bunga gumitir yang ternyata memiliki khasiat sebagai penangkal nyamuk karena memiliki kandungan sitronelol dan geraniolnya yang tidak disukai nyamuk. “Jadi, kami ingin mengembangkan dan membuka pemikiran masyarakat bahwa gumitir ini bisa membantu kita melawan penyakit DBD dengan olahan yang baik,” ujarnya.
Peneliti lainnya, Ida Ayu Putu Swari Ratih dari SMP PGRI 3 Denpasar, meraih perak dalam lomba penelitian ini. Meskipun meraih perak ia sangat berbangga karena dirinya maupun sekolahnya pertama kali mengikuti lomba penelitian tingkat internasional dan berhasil meraih medali perak. Namun, ia mengaku belum puas dan ingin mengikuti lomba-lomba lagi agar bisa memberikan yang terbaik untuk diri sendiri maupun sekolah.rap