Jumat, 22 November, 2024

Belajar dari Kasus Brebes, Pentingnya Memahami Depresi pada Wanita

Pahami depresi pada wanita. (foto: pexels)
  • Depresi mayor

Kondisi saat wanita kehilangan kemampuannya untuk menemukan kesenangan dalam kegiatan menyenangkan. Selain itu, mempengaruhi kemampuan wanita untuk bekerja, tidur, dan makan dengan cara yang normal dan efektif. Ujungnya, hubungan interpersonal dan sosial menjadi rusak.

  • Depresi Pascapersalinan

Para wanita pasca bersalin dan keluarga wajib memberi support yang baik. Mengingat kondisi depresi ini sangat sering muncul pada wanita pasca bersalin bahkan memicu baby blues. Gejala khasnya dimulai pada bulan-bulan setelah kelahiran, sementara pada beberapa wanita, mereka dapat terjadi saat masih hamil.

  • Gangguan Depresi Persisten

Merupakan bentuk depresi yang lebih ringan, namun bertahan amat lama hingga 2 tahunan. Kondisi ini membuat wanita sulit merasakan kesenangan dan bertahan pada afek negatifnya.

  • Disforia pramenstruasi

Disforisa pramenstruasi terikat dengan siklus menstruasi wanita. Gejalanya berupa perubahan suasana hati yang parah, kecemasan, dan pikiran negatif muncul dalam seminggu sebelum dimulainya menstruasi dan menghilang begitu periode menstruasi dimulai.

Apa Penyebab Depresi pada Wanita?

Biologis dan Hormon

Secara biologis, depresi terjadi dan diwariskan dalam keluarga. Beberapa susunan genetik lebih rentan pada kondisi depresi. Artinya, hanya karena Anda mungkin lebih rentan terhadap depresi karena gen Anda, bukan berarti Anda harus pasrah ya. Keluarga dapat mengupayakan upaya suportif meningkatkan keharmonisan dan perbaikan hubungan kekeluargaan. Selain itu,kehamilan, kesuburan, perimenopause, menopause, dan siklus menstruasi meningkatkan faktor risiko wanita terkena depresi. Sebagian besar disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dan fluktuasi yang cepat dalam hormon reproduksi. Masalah kesehatan, secara umum, terutama penyakit kronis atau kecacatan dapat memicu depresi pada wanita.