DENPASAR, MENITINI Gubernur Bali Wayan Koster menanggapi pernyataan Wayan Puspanegara selaku Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB).
Puspanegara berbicara atas nama ribuan anggota APPMB yang menyatakan kekecewaan, kenapa Pemprov Bali membiarkan terjadi perpindahan event Finance Track yang sebelumnya akan digelar di Nusa Dua Bali Februari mendatang, namun akhirnya dipindahkan ke Jakarta.
Apalagi dalam rilis resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, dijelaskan perpindahan lokasi event tersebut dilakukan setelah berkoordinasi dengan pemerintah setempat yakni Pemprov Bali.
Ini jelas bahwa Bali sudah dikoordinasikan dan Bali membiarkan itu terjadi. “Para pelaku pariwisata jelas sangat kecewa terutama anggota APPMB. Sebab menggunakan alasan kesehatan untuk pindah ke Jakarta,” kata Puspanegara.
Menanggapi hal tersebut, Koster mempertanyakan, apa alasan pelaku pariwisata Bali terutama APPMB kecewa. “Silahkan kecewa. Kenapa kecewa? Saya sudah menjelaskan pemerintah mempertimbangkan segala aspek kenapa dipindahkan dari Bali ke Jakarta. Dan jangan membelokan isu seolah-olah seluruh pertemuan KTT G-20 dipindahkan ke Jakarta.
Ini hanya satu pertemuan dengan tema Finance Track yang dipindahkan ke Jakarta. Yang lainnya sudah dilaksanakan di Bali. Kita juga harus mengapresiasi. Banyak sekali pertemuan di Bali kita diam. Satu saja pertemuan pindah ke Jakarta kita kecewa,” serang Koster dengan suara tinggi.
Ke depan ini akan ada banyak pertemuan di Bali. Beberapa di antaranya adalah pertemuan tentang mitigasi bencana di Maret 2022 yang akan diikuti oleh 139 negara di dunia dengan 2 ribu peserta.
Kemudian akan ada pertemuan parlemen sedunia yang juga ribuan peserta sekitar Mei 2022. Dan juga masih banyak pertemuan lainnya. Terkait dengan KTT G-20, banyak pertemuan digelar di Bali.
Ia meminta agar pelaku pariwisata Bali lebih mementingkan kesehatan masyarakat. Jangan berpikir untuk mencari keuntungan semata-mata.
Ia mengaku Bali telah banyak berbuat bagi pariwisata Bali. Dampak ekonomi dari KTT G-20 sudah sangat besar. Ini adalah agenda negara. Bali hanya menjadi tuan rumah.
Ini adalah bentuk kecintaan Jokowi terhadap Bali.
Ini adalah momentum untuk melakukan recovery pariwisata Bali. “Jangan ini dianggap sebagai beban. Ini momentum untuk mengembalikan pariwisata dan ekonomi Bali,” ujarnya. M-006