Jumat, 22 November, 2024

Presiden Jokowi Kecam Eksekusi Junta Myanmar

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo. (foto dok: BPMI Setpres)

JAKARTA,MENITINI.COM– Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kekecewaannya kepada Myanmar. Kekecewaan Presiden Jokowi disampaikan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, Jepang, Rabu, (27/07/2022).

“Mengenai Myanmar, Presiden (Jokowi) menyampaikan kekecewaan terhadap tidak adanya kemajuan signifikan implementasi lima poin konsensus,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pernyataan pers dikutip Medcom.id, Kamis (28/07/2022).

Kata Retno Marsudi Kepala Negara menyampaikan, eksekusi terhadap lawan politik sangat bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Presiden Jokowi mengecam tindakan tersebut.

“Semua perkembangan di Myanmar termasuk hukuman mati terhadap tahanan politik menunjukkan kemunduran, bukan kemajuan dari implementasi 5 poin konsensus,” kata dia.

Dia menuturkan sejak eksekusi mati tahanan politik terjadi, Indonesia termasuk negara pertama yang mendorong Ketua ASEAN mengeluarkan pernyataan. Indonesia, kata Retno, secara aktif memberikan masukan terhadap kerangka pernyataan ketua ASEAN tersebut.

“Saya sendiri mengusulkan bahwa di pertemuan ASEAN Ministrial Meeting Phnom Penh awal Agustus ini, perkembangan terakhir Myanmar penting untuk dibahas secara khusus,” kata dia.

Menurut Retno, sudah saatnya ASEAN membahas secara serius terkait implementasi lima po0in konsesus tersebut. Apalagi, sudah satu setengah tahun lima poin konsensus ASEAN itu disepakati.

ASEAN mengeluarkan teguran keras atas eksekusi empat aktivis yang jadi tahanan politik oleh junta Myanmar. Mereka menyebut perbuatan ini sangat tercela dan merusak upaya regional untuk mengurangi eskalasi krisis.

ASEAN mengecam dan sangat kecewa dengan eksekusi itu. Terlebih, waktunya hanya sepekan jelang pertemuan para menteri luar negeri di Phnom Penh, Kamboja.

“Sementara kompleksitas krisis sudah diketahui dengan baik dan suasana permusuhan ekstrem dapat dirasakan dari seluruh penjuru Myanmar, seluruh negara ASEAN menyerukan untuk menahan diri sepenuhnya. Penerapan hukuman mati hanya seminggu sebelum pertemuan tingkat menteri ASEAN ke-55 sangat tercela,” kata Kamboja sebagai ketua ASEAN tahun ini.

Kamboja menegaskan eksekusi ini menunjukkan kurangnya kemauan junta untuk mendukung upaya ASEAN memfasilitasi dialog antara militer dan oposisinya. Terlebih, hingga saat ini tidak ada kemajuan signifikan dalam implementasi lima poin konsensus ASEAN untuk Myanmar.