Kamis, 28 November, 2024

Prostitusi Online Makin Marak, Pasang Tarif Murah di Tengah Pandemi Covid-19

Prostitusi online memanfaatjkan sejumlah aplikasi

BALI,MENITINI.COM-Prostitusi online  terselubung merebak di Bali, khususnya di Kota Denpasar. Bisnis lendir di tengah ancaman pandemi Covid-19 ini makin marak memanfaatkan aplikasi Michat, aplikasi pesan gratis yang membantu pengguna menemukan teman dan orang – orang di sekitar dengan gampang.

Di saat tempat hiburan, karaoke, bar,  massage and spa dilarang beroperasi transaksi bisnis esek-esek memanfaatkan aplikasi ini satu – satunya cara aman dan mudah di saat ancaman virus corona.

Dari penelusuran, fitur dalam aplikasi ini membuat lelaki dengan mudah mendapat wanita yang diinginkan yang ada di sekitarnya dengan mudah. Untuk wilayah Denpasar dan sekitarnya saja, pengguna dalam jarak sekitar 3 km, bisa puluhan bahkan ratusan orang.

Sebagian besar adalah perempuan yang menjajakan diri. Pengguna aplikasi dengan gampang mengetahui, perempuan yang ada di sekitarnya diajak berkencan. Ini bisa dilihat dari kode dalam profil status pengguna seperti, BO, ST, LT, dan sebagainya.

Harga atau tarif kencan variatif dan masih bisa nego, bahkan sampai setengah harga dari tarif yang dibandrol. Bahkan pasang tarif murah dalam kondisi sulit seperti ini. Kalau saat normal tarif Rp600 ribu sekali kencan. Ssaat situasi sulit seperti ini bisa bayar separoh dari tarif biasa

Tapi tergantung juga tempat kencannya. Kalau wanita yang diajak kencan tinggal di apartemen atau hotel, harganya tentu lebih mahal. Tapi masih bisa nego. Kecuali tinggal di rumah kos, tentu harga lebih murah. Kalau perempuannya tinggal di apartemen atau hotel tarifnya Rp600 ribu untuk short time. Bisa nego, bayarnya Rp 450 ribu. Kalau tinggalnya di rumah kos atau kontrakan tarifnya Rp300 ribu. Juga masih bisa nego

Setelah sepakat harga, “selimut”  hidup ini akan mengirimkan alamat atau share lokasi. Untuk Denpasar  dan sekitarnya, ada beberapa hotel dan apartemen di seputaran Jalan Diponogoro, Jalan dan  Jalan Teuku Umar, Jalan Imam Bonjol, wilayah Ubung dan sekitarnya.

Di seputaran Renon banyak wanita panggilan tinggal di kos elit atau apartemen. Juga di  Jalan Mahendradata, Jalan Teuku Umar Barat tepatnya dijalan Pura Demak dan juga di Jalan Dewi Sri, Kuta.

“Untuk  layanan lebih lama, tarifnya sekitar Rp 750 ribu – Rp 1 juta rupiah. Itu pun masih bisa nego di kamar. Kalau sudah masuk kamar, semuanya bisa diomongkan. Apalagi situasi sulit begini. Lagian sejak corona tamunya sepi. Sudah gak bisa pulang kampung, ya terpaksa, yang penting bisa bayar akomodasi dan buat makan sehari-sehari,” kata Vivita dan Bella wanita 26 tahun yang mengaku dari Lembang, Jawa Barat.

Lain lagi pengakuan Ana, Sinta dan Yanti. Ketiga perempuan ini mengaku menggunakan aplikasi Michat  karena sebelumnya mereka bekerja di tempat hiburan malam  dan Spa yang ada di Denpasar dan Badung. Karena  corona, tempat kerja kami tutup maka untuk menyambung hidup dan kebutuhan maka mencoba pakai aplikasi. “Ada beberapa aplikasi yang kami pakai. Tidak hanya michat saja. Ada juga aplikasi Who is, Baddo,”kata Ana.

Shella, wanita dari ibukota ini mengatakan   pelanggannya setiap hari, selain yang didapat dari aplikasi Michat juga pelanggan tetapnya dari tempat kerjanya yang ditutup, yakni tempat  hiburan malam

Saat ditanya pelanggan dari kalangan mana saja, Shella mengatakan, dirinya tidak pernah ingin tahu kerja atau status dari pelanggannya. Tapi, dari usia, ada yang masih sangat muda sekitar 20-an tahun sampai om – om diatas 60-an tahun.

Menurut Shella, banyak temannya yang sebelumnya bekerja di tempat hiburan malam  yang  akhirnya memanfaatkan aplikasi Michat untuk mendapatkan pelanggan.

Sejak tempat kerjanya tutup, praktis tidak punya penghasilan sementara dirinya harus menghidupi keluarganya di kampung. Perempuan yang masih berumur 24 tahun ini juga mengaku, dirinya tidak menetap lama di apartemen yang ditempati saat ini. “Paling lama, seminggu. Setelah itu pindah cari apartemen atau kos elit lain yang ada di Denpasar atau di Kuta, Badung,” ungkapnya.

Merebaknya prostitusi online terselubung ini, bukan tidak mungkin, menjadi pemicu bertambahnya jumlah yang terinfeksi virus corona di Bali, Bayangkan, salah satu dari mereka, baik dari wanita pekerja seks komersial ini atau pelanggannya sudah terinfeksi virus corona, maka dapat dipastikan penyebaran virus yang menakutkan ini tidak akan pernah pernah terputus dan terus bertambah poll