Kamis, 21 November, 2024

PT RSI “Lempar Handuk” di TPST Mengwitani, TPST Samtaku Jimbaran Belum Maksimal

(Foto: Reciki Solusi Indonesia)

DENPASAR,MENITINI.COM-Dua Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) andalan Kabupaten Badung yakni TPST Samtaku Jimbaran dan TPST Mengwitani tampaknya tersendat-sendat dalam pengelolaan sampah di Badung seperti yang dijanjikan PT Reciki Solusi Indonesia (RSI) dan PT Rejeki Mantap Jaya (RMJ).

TPST Mengwitani yang dirancang PT RSI dengan Pemkab Badung mengolah 300 ton sampah per hari, sampai saat ini baru mengolah 20 ton sampah per hari.

Sedangkan TPST Samtaku Jimbaran dalam perjanjian Kerjasama dengan Pemkab Badung mampu mengelola sampah sampai 100 ton per hari, namun kenyataannya hanya melayani 20 ton per hari. Selain itu, keluhan bau busuk masih menjadi protes warga di sekitar lokasi TPST Samtaku.

Pada website reciki.co.id tercantum pengumuman tender perbaikan mesin pengolahan sampah dan fasilitas pendukung TPST Samtaku Mengwi.

Sementara time line (batas waktu pengerjaan) yang dijanjikan oleh PT RSI untuk pengelolaan sampah di TPST Mengwi sudah molor dari jadwal. Dan sampai saat ini belum ada kemajuan sehingga pengelolaan sampah seperti yang dirancang dengan Pemkab Badung menjadi tersendat-sendat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung, Wayan Puja membenarkan. “Ya sementara progresnya seperti itu. Mereka bertekad meng-update kapasitasnya. Karena terkait sampah, harus diberi kesempatan meningkatkan kapasitasnya. Kami sudah mengingatkan,” kata Wayan Puja dalam pesan singkatnya, Senin (25/9/2023).

Semenatara TPST Samtaku Jimbaran seperti yang diberitakan sebelumnya, memastikan akhir bulan Juli 2023 nanti perbaikan mesin sudah selesai, dan bulan Agustus dapat beroperasional seperti biasa.

“Memang ada penumpukan sampah karena mesinnya terkendala. Saat ini sedang dalam perbaikan. Ada juga mesin baru dari China. Akhir Bulan Juli selesai perbaikan mesin, dan Bulan Agustus mesin di TPST Samtaku kembali beroperasional seperti semula,” kata Nyoman Sutarma Direktur Utama, PT Rejeki Mantap Jaya, beberapa waktu lalu (11/6).

Nyoman Sutarma mengakui bau busuk terjadi karena penumpukan sampah akibat mesin tidak beroperasional. Terkait permintaan menutup TPST itu, Nyoman Sutarma mengatakan itu permintaan yang berlebihan.

“Sebelum membangun kami melakukan sosialisasi kepada warga di Banjar Angga Swara melalui Kepala Lingkungan dan Klian Banjar. Semua warga tahu ada rencana pembangunan TPST,”ujarnya.

Pengelolaan TPST Samtaku Jimbaran bernaung dibawah bendera PT Rejeki Mantap Jaya. Unit usaha ini gabungan dari PT Reciki Solusi Indonesia dan PT Jimbaran Lestari. Sedangkan pengelolaan di TPST Mengwitani dibawah bendera PT. Reciki Solusi Indonesia. (M-009)

  • Editor: Daton