LEGIAN, MENITINI.COM – Untuk mengakhiri siklus banjir yang melanda wilayah Legian dan Seminyak, Dinas PUPR Kabupaten Badung bakal menjajaki kerjasama dengan BWS Bali Penida untuk memasang pompa di muara Tukad Mati Patasari.
Hal itu untuk mengefektifkan fungsi long storage yang terbukri berhasil menuntaskan masalah banjir di wilayah Kuta. Melalui pemasangan pompa, diharapkan air sungai yang meluap di DAS Tukas Mati dapat dibuang ke laut saat terjadinya pasang laut.
Kepala Dinas PUPR Badung, IB Surya Suamba menerangkan banjir yang terjadi di Daerah Aliran Sungau (DAS) Tukad Mati Legian dan Seminyak merupakan permasalahan yang menjadi atensi serius dari Pemkab Badung.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan BWS Bali Penida untuk dapat bekerjasama memasang pompa banjir di Muara Tukad Mati Patasari.
Selama pompa itu belum terpasang, tentunya masalah banjir di Dewi Sri Legian dan Seminyak akan meluap saat musim hujan yang berbarengan dengan pasang air laut.
Sebab derasnya aliran air hujan yang dialirkan Tukad Mati tidak bisa terbuang ke laut secara maksimal karena terhalang air rob.
“Saat hujan deras berbarengan dengan rob air laut, ini akan menimbulkan jeda. Kondisi sungai sendiri memiliki daya tampung terbatas, sehingga air hujan dari darat sulit disalurkan ke sungai,” ucapnya Kamis (26/12).
Apabila kondisi jalan ditinggikan, hal itu dinilai kurang efektif. Dikarenakan kondisi air hujan tidak bisa dialirkan ke sungai yang mengalami peningkatan volume akibat jeda mengalir ke laut.
Sementara meninggikan kondisi bangunan rumah warga dan usaha lainnya juga tidak bisa dilakukan karena akan memakan biaya yang cukup banyak.
Penambahan pompa di long storage Tukad Mati sebenarnya sudah direncanakan sejak dulu, namun memang belum terealisasi. Jumlah pompa yang direncanakan terpasang berjumlah 8-10 pompa.
Dengan demikian, secara otomatis kondisi air tukad mati akan cepat mengalir ke laut dan tidak terjadi jeda yang menyebabkan kondisi sungai penuh hingga ke hulu.
“Segera akan kita akan kooordinasikan, agar tahun 2026 bisa dilaksanakan. Kalau balai belum bisa mengadakan, biar Badubg yang nantinya membiayai. Ini kan bentuk sinergi, dan tentu kita harus koordinasikan kepada yang memiliki kewenangan ini,” ungkapnya.
Pengadaan pompa banjir itu dapat menelan Rp60 milyar. Hal itu bisa saja bertambah nilainya, seiring dengan perkembangan situasi perekonomian saat ini.
Apabila direstui balai, pngadaan pompa akan dilakukan dengan impor. Mengingat sejauh ini belum ada pabrikan dalam negeri yang memproduksi pompa banjir dalam ukuran besar.
Pompa tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. “Kami masih menunggu hasil pembicaraan nantinya. Awal Januari kita akan koordinasikan secepatnya,” pungkasnya. M-003