Jumat, 22 November, 2024

Rakerda Perdana SMSI, Ketua PWI : Anggota Harus Sehat Luar Dalam

Dwikora Putra diwawancara wartawan usai membuka Rakerda Perdana SMSI Bali

DENPASAR, MENITINI – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) harus sehat luar dalam, dalam menjalankan peran dan fungsi pers di tengah masyarakat modern yang teknologi informasi makin maju.

Demikian dikemukakan Ketua Dewan Penasehat SMSI Bali, I GMB Dwikora Putra saat menyampaikan sambutan dan membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) SMSI Bali tahun 2021, di sekretariat SMSI Bali, Gedung PWI Bali Lumintang Denpasar, Senin (26/7).

Rakerda SMSI Bali 2021 yang mengambil tema ‘Media Beken Wartawan Keren,’ mengalami beberapa kali penundaan lantaran pelaksanaan PPKM, mulai dari PPKM Darurat.

Ia berharap SMSI terus bertumbuh sebagai organisasi media online yang sehat secara internal, juga sehat secara eksternal. “Saya perlu mengingatkan agar organisasi ini menjadi contoh bagi organisasi Media Online di Bali. Anggota SMSI itu harus sehat ke dalam dan keluar. SMSI adalah organisasi para pengusaha pers/pemilik media. Jadi tindakannya harus beda dengan wartawan pada umumnya,’ ujar Dwikora yang juga Ketua PWI Bali dan salah seorang pemrakarsa lahirnya SMSI.

Kemudian ia menguraikan, apa yang dimaksud sehat ke dalam: Pertama, secara administrasi seluruh anggota yang tergabung dalam organisasi SMSI harus merujuk pada UU Pers nomor 40 tahun 1999 yaitu berbadan hukum pers seperti PT, Yayasan, ataupun Koperasi. Kedua, Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab adalah seseorang yang menyandang status Wartawan Utama dan dibuktikan dengan adanya kartu UKW dari Dewan Pers. Ketiga, Struktur organisasinya jelas.

“Sehat keluar, dalam pelaksanaannya di lapangan setiap perusahaan media yang tergabung dalam organisasi SMSI harus membekali pelatihan wartawannya ilmu terkait jurnalistik,” kata Dwikora Putra didampingi Ketua SMSI Provinsi Bali, Emanuela Dewata Oja (Edo) dan Wakil Ketua Bidang Organisasi SMSI Provinsi Bali, DM Suta Sastradinata.

Kenapa demikian? Hal ini menurutnya mengacu pada kualitas daripada hasil karya jurnalistik produk dari perusahaan media itu sendiri. Sehingga para narasumber menjadi yakin dan percaya kepada karya jurnalistik yang akan disampaikan ke masyarakat.

Dwikora Putra berpesan, dalam menyajikan suatu karya jurnalistik tidak selalu mengacu hanya pada kecepatan, namun juga ketepatan. “Jangan sampai karena kurang teliti, anggota SMSI digugat karena masalah pemberitaan. Jelas ini akan mencoreng nama SMSI,” katanya menutup. dom/all