BADUNG,MENITINI.COMĀ – Faktor cuaca ekstrim yang terjadi beberapa minggu terakhir semakin membuat pesisir Pantai Kuta kian menyempit akibat terkikis abrasi.
Kondisi Pantai Kuta yang di tahun sebelumnya landai, kini berubah menyerupai tanggul. Kondisi tersebut tak lepas dari reklamasi yang dilakukan bandara, yang berdampak pada berubahnya arus laut di Pantai Kuta.
Atas kondisi tersebut, masyarakat Kuta berharap agar kondisi tersebut dapat segera ditangani dengan pembuatan breakwater dan pengisian pasir.
Bendesa Adat Kuta, Komang Alit Ardana tak menampik awal dari kondisi abrasi di Pantai Kuta diduga akibat perluasan bandara Ngurah Rai.
Perluasan tak bisa dielakkan seiring perkembangan dan fasilitas yang diperlukan menunjang perkembangan sektor pariwisata. “Tentu ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya seperti tamu akan lebih banyak datang. Negatifnya karena pantai diurug arus laut berubah,” ucapnya belum lama ini.
Atas kondisi itu, pihaknya sudah mrnyampaikan kepada pihak Angkasa Pura I Ngurah Rai benar-benar memperhatikan dampak tersebut. Angkasa Pura diminta menyelaraskan pembangunan dengan konsep Tri Hita Karana.
Saat ini kepedulian Angkasa Pura kepada masyarakat Kuta sudah dituangkan dalam bentuk CSR. Namun harus dipikirkan juga bagaimana mengantisipasi dampak lingkungan yang terjadi. Sebab Pantai Kuta merupakan ikon pariwisata Bali yang juga perlu diamankan.
Terkait abrasi yang ada saat ini, pihaknya berharap program pengisian pasir dan pembuatan breakwater yang akan dilakukan BWS Bali penida benar-benar bisa terealisasi.
Rencananya program tersebut dimulai 31 Mei 2024. Kegiatan tersebut sangat diperlukan seiring dengan kondisi abrasi yang mengkhawatirkan, utamanya pada saat pasang air laut.
Sebelum pengisian pasir dilakukan, ia meminta agar terlebih dulu dilakukan pemasangan breakwater.
“Saat konsultasi publik kita sudah sampaikan agar sebelum dilakukan pengisian pansir agar diselesaikan dulu breakwater. Kalau ini tidak dilakukan maka akan percuma melakukan pengisian pasir, karena pasir akan diambil kembali oleh arus laut,” paparnya
Keberadaan breakwater sangat diperkukan memecah arus. Sehingga pasir yang ada tidak tergerus arus. Fungsi dari brewakwater adalah memperlambat arus agar tidak terlalu kuat ke pesisir (pemecah ombak).
Penambahan breakwater di sepanjang depan Setra Asem Celagi Kuta hingga dekat Candi Bentar Utama. Hal itu ditegaskan tidak akan berdampak dengan ombak yang selama ini dimanfaatkan oleh pemain surfing.
Sebab breakwater ini tidak dibuat sepanjang pantai Kuta, melainkan pada area yang karakteristik ombakny ada di dalam.
“Kita ingin bangun brewakwatar di sana untuk mengamankan area setra sampai di depan Hard Rock. Disana ombaknya di dalam, kalau di utara itu baru ombaknya diluar. Jadi tidak akan berpengaruh terhadap surfing,” tandasnya.Ā (M-003)
- Editor: Daton
Berita Terkait
- Kanada Gandeng Universitas Prasetiya Mulya, Atasi Masalah Perubahan Iklim di Indonesia
- 12 WNI yang Tiba di Bali sudah Sesuai Protap Prokes, Ini Penjelasan Satgas Covid-19
- Keberhasilan Rehabilitasi Mangrove Indonesia Dapat Perhatian Negara G20
- Kesulitan Armada, Kerajaan Belanda Bantu Pemkot Ambon Mobil Pengangkut SampahĀ