Kamis, 19 September, 2024

Robot Operasi Pasien di RS Ngoerah Andalkan Internet 5G, Bagaimana Sinyal Down saat Pasien Dibedah? Ini Penjelasannya

Ilustrasi. (Foto: kemenkes)

DENPASAR-MENITINI.COM- Operasi robot di bidang urologi bernama Telerobotic Surgery telah diuji coba di RS Prof Ngoerah Bali.

Operasi yang dilakukan robot telah berlangsung Kamis 5 September 2024. Saat itu, dua pasien penderita sakit urologi berada di RS Ngoerah Sanglah Denpasar, sementara operator robot berada di RS Universitas Udayana, Jimbaran Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Jarak dua lokasi ini sekitar 12 km. Operasi berjalan sukses.

Sebelumnya, operasi di bidang urologi menggunakan Telerobotic Surgery ini bisa dikendalikan dari jarak 1200 km. Terjadi pekan lalu saat uji coba (try out) operasi oleh robot dilakukan di RSCM Jakarta dan operatornya di RS Ngoerah Bali.

Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, Sp.U (K), PhD Ahli Urologi RSCM

Proses operasi menggunakan robot ini pertama kali diterapkan di Indonesia dan Asia Tenggara dengan menggunakan objek real pasien.

Ini Tips Rahasia Umur Panjang Orang Italia

Perlu Diwaspadai Kalangan Muda, Sering Migrain Beresiko Terkena Strok

Puluhan Siswa SD di Situbondo Jawa Timur Terjangkit Penyakit Cacar

Pemkab Jembrana Gelar Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer

Koneksi internet dengan kapasitas 5G (Five G) termasuk faktor penentu kelancaran operasi robotik ini.

Untuk itu, bagaimana jika internet down saat proses operasi di ruang operasi? Apakah yang akan dilakukan tim dokter dan pihak rumah sakit?

Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, Sp.U (K), PhD, Staf Medis, KSM Urologi RSCM – FKUI yang termasuk tim Kementerian Kesehatan RI, menjelaskan telah mempersiapkan antisipasi jika terjadi malfungsi pada Telerobotic Surgery.

"Kita selalu mempersiapkan tim atau petugas di setiap ruang operasi, jika terjadi malfungsi dari sinyal ataupun malfungsi dari pada robotnya sendiri. tim tersebut sudah dilatih untuk melakukan antisipasi tersebut,"kata Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar.

Mantan ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) ini menjelaskan, antisipasi atau plan ini bisa dilakukan dengan tindakan apakah dengan robot juga atau dengan teknik konvensional.

"Jadi itu yang kita persiapkan. Semua persoalan dari ini sudah dipikirkan, kami sudah siap. Kalau itu terjadi, maka tim dokter langsung menangani secara konvensional," katanya.

Terkait kondisi sinyal 5G yang mendadak down saat operasi berlangsung, ia menjelaskan harus ada kolaborasi pihak Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI dalam mempersiapkan kapasitas internet yang memadai.

Ini Anggaran Pembebasan Lahan Pelebaran Jalan By Pass Ngurah Rai Simpang Unud

Dua Tim Aerobatik TNI Siap Manuver di Langit Bali

Bupati Tamba Mendem Pedagingan Pura Melanting Pasar Umum Negara 

Promosikan Judi Online Lewat Akun Media Sosial, Tiga Selebgram Buleleng Ditangkap Polisi

"Kalau alat robotic dipasang di RS WZ Johanes di Kupang NTT, signalnya harus beres dulu.  Itu tugas perusahan telekomunikasi. Jadi butuh kolaborasi antara kita semua, Kementerian Kesehatan dengan Kominfo dan para dokter, jika tidak ada kolaborasi tak akan jadi hal ini," jelasnya.

Terbaru, Kamis 5 September 2024, operasi oleh robot Telerobotic Surgery dilakukan lagi di RS Ngoerah Bali. Kali ini, pasiennya berada di RS Ngoerah dan operator berada di RS Universitas Udayana Jimbaran. Jaraknya sekitar 10 km. Operasi robot ini ditonton secara live.

"Hari ini (Kamis 5 September 2024) kami melakukan operasi bedah di bidang urologi, yang dimana pasiennya berada di RS Ngoerah (Sanglah) tapi operatornya di RS Universitas Udayana (Unud) Jimbaran. Jaraknya sekitar 10 km," kata Direktur Utama RS Prof Ngoerah Sanglah Denpasar dr. I Wayan Sudana, M.Kes di Poliklinik RS Ngoerah Bali.

Ia menjelaskan, operasi dilakukan dari lokasi berbeda. Minggu lalu, pasiennya di RSCM, dan operator di RS Ngoerah Bali. Dimana jaraknya kurang lebih 1200 km.

"Ini bisa kita lakukan, ini lompatan besar di bidang kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi.

Teknologi ini, implementasi terhadap pasien, kita lah yang pertama kali di kawasan Asia tenggara. Kita tidak kalah di dunia internasional dalam pelayanan kesehatan," jelasnya.

Menurut dia, kini pelayanan kesehatan dikembangkan dengan pemanfaatan teknologi terkini.

"Kami berkomitmen Kedepan akan terus kembangkan teknologi robotik di RS Ngoerah Bal, tidak hanya kasus urologi, tapi juga kasus-kasus lain, yang memungkinkan menggunakan teknologi robotik surgery. Bisa pasien di sini, operator bisa di RSCM, bisa di Hasan Sadikin Bandung, bisa di Wahidin Sudirohusodo," katanya.

Ia menambahkan, teknologi ini bermanfaat bagi masyarakat yang terkendala secara geografis. Pelayanan ini jauh lebih efektif dan efisien.

"Semisal kami tak perlu ke Kupang untuk operasi di sana, cukup pasiennya di RS WZ Johanes, dan operator robotik di RS Ngoerah Bali," katanya.

Untuk diketahui, alat Telerobotic Surgery untuk operasi di bidang urologi ini baru mulai diuji coba di Indonesia.

Alat ini berasal dari China. Jika hasil try out ini berhasil, maka Kementerian Kesehatan RI akan menerapkan di sejumlah rumah sakit vertikal kementerian di beberapa provinsi di Indonesia.

Seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Kupang, Ambon, Papua dan sejumlah daerah lainnya. (M-003)

  • Editor: Daton