Namun begitu, pada dasarnya semua yang menandatangani perjanjian setuju untuk bersama-sama membangun rute pengiriman lewat Laut Hitam yang diblokir.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan upacara penandatanganan perjanjian yang berlangsung di kediamannya sebagai peristiwa bersejarah. Upacara didahului dengan negosiasi antara perwakilan delegasi yang berlangsung di fasilitas militer.
Menurut pejabat PBB, berdasarkan perjanjian tersebut, koalisi staf Turki, Ukraina dan PBB akan memantau pemuatan gandum ke kapal di pelabuhan Ukraina sebelum menavigasi rute yang telah direncanakan sebelumnya melalui Laut Hitam, yang masih banyak ditambang oleh pasukan Ukraina dan Rusia.
Kapal percontohan Ukraina akan memandu kapal komersial yang mengangkut biji-bijian untuk menavigasi area ranjau di sekitar garis pantai menggunakan peta jalur aman yang disediakan oleh pihak Ukraina.
Sumber: RMOL.ID