BADUNG,MENITINI.COM-Faktor kemacetan di Bali Selatan menjadi salah satu yang dipertimbangkan wisatawan untuk berlibur ke Bali. Mereka khawatir ketika berlibur ke Bali justru kemacetan terjadi dimana mana.
Pertanyaan tersebut mengemuka ketika Pemkab Badung menggelar sales mission (promosi pariwisata) ke Jerman belum lama ini.
Kepala Dinas Pariwisata Badung, Nyoman Rudiarta mengatakan, sorotan atas kemacetan itu mengemuka ketika tim salles mission mempresentasikan pariwisata Bali khususnya Badung saat sales mission. Disanalah muncul sorotan kemacetan dari sejumlah wisatawan termasuk dari pihak agen travel di Jerman.
Sebab hal tersebut menjadi pertimbangan wisatawan di sana untuk melaksanakan outbond ke Bali. Namun pihaknya meyakinkan masalah tersebut telah menjadi perhatian dari pemerintah dengan membangun fasilitas transportasi massal yang dapat menjadi solusi masalah tersebut.
“Berbicara kemacetan memang ini menjadi kendala. Karena pada saat melakukan eksekutif meeeting, jujur saja kelemahan kita adalah kemacetan yang terjadi di Bali,” terangnya.
Berdasarkan pengakuan wisatawan yang diceritakan kepada agent travel, kondisi Bali yang macet membuat mereka terbatas dalam mengunjungi obyek wisata.
Mereka menyampaikan, dulu wisatawan bisa mengunjungi 3- 4 obyek wisata. Namun saat ini mereka tidak bisa melakukan itu karena faktor macet yang menjadi penghalang.
Kondisi itu seolah membuat Bali sangat penuh, padahal ada wilayah Bali lainnya yang masih lengang dan menarik dikunjungi.
Pihaknya kemudian menjelaskan, wilayah Bali cukup luas dan ada kabupaten lain selain Denpasar dan Badung. Namun kenyataannya Bali selatan masih menjadi daya tarik tersendiri, sedangkan wilayah lainnya cenderung sebagai tempat plesiran dan bukan tempat menginap. “Saat balik dari beberapa daerah, terjadi penumpukan. Ini yang menjadi masalah kita bersama,” jelasnya.
Kondisi tersebut sudah disampaikan ke pemerintah pusat agar sekiranya menjadi salah satu pertimbangan. Pemerintah sendiri saat ini sedang merancang LRT dan diharapkan dapat terwujud.
Keberadaan LRT sendiri diyakini akan menjadi daya tarik tersendiri karena kereta cepat sangat diminati wisatawan. Ia berharap adanya LRT berdampak pada kunjungan wisatawan ke Bali, khususnya Badung.
“Kita mendorong akan itu, sebab masalah kepariwisataan bukan hanya ada di ranah kami tapi perlu sinergi antar semua pihak terkait,” tegasnya. (M-003)
- Editor: Daton