KUTA, MENITINI.COM-Hampir 10 hari beberapa rumah warga yang berdampingan area parkir khusus kendaraan operasional Bandara Ngurah Rai direndam air hujan.
Penyedotan air telah dilakukan secara mandiri maupun melalui Dinas Perkim Badung.
Namun belum mampu mengatasi tuntas masalah tersebut. Diduga kondisi itu dipicu saluran air Bandara Ngurah Rai tidak berfungsi optimal, akibat sedimentasi dan sumbatan sampah.
I Gusti Agung Made Winuntara salah satu warga terdampak mengatakan, rumah warfa yang tergenang banjir sudah terjadi sejak 30 Desember 2024 saat hujan deras mengguyur.
Genangan terjadi di rumah warga yang berlokasi di kompleks Burung, Karang Tenget dan Taman Griya.
Kejadian ini sudah dilaporkan kepada Desa Adat Tuban dan telah dilakukan komunikasi dengan pihak Angkasa Pura.
Peninjauan lapangan juga sudah dilakukan pihak Angkasa Pura, namun hanya sebatas peninjauan semata.
Sebab tidak ada tindaklanjut sampai Selasa (7/1/2024). Kondisi air terus menggenangi rumah warga dan ditakutkan menjadi sumber penyakit.
Karena tidak pernah diperhatikan alias cuek Bandara Ngurah Rai pihaknya kemudian memposting masalah itu ke media sosial.
“Saya harap masalah ini dapat mendapatkan perhatian serius pihak terkait. Agar masalah banjir ini dapat dilakukan atau diatasi,” ucapnya Rabu (8/1/2024).
Ia menceritakan sejak tanggal 30 Desember 2024 sampai saat ini, warga masih terus berupaya membersihkan secara swadaya dengan penyedotan menggunakan pompa.
Upaya ini tidak efektif karena air justru kembali menggenangi rumah warga karena saluran air berfungsi dengan baik.
Hal itu baru pertama kali terjadi, walaupun setiap hujan deras memang terjadi genangan dan itu perlahan surut setelah hujan reda dan air mengalir ke saluran.
Menurutnya, genangan tersebut muncul karena kapasitas pembuangan air hujan yang disediakan Angkasa Pura ukuran sangat kecil ditambah dengan kondisi sedimentasi yang tinggi.
Mestinya pihak Angkasa Pura dapat membuat saluran yang lebih besar untuk solusi jangka panjang menghindari banjir. “Sebelumnya, setiap menjelang musim hujan warga selalu bergotong royong membersihkan saluran air hujan. Namun, karena banyaknya barang bekas pembangunan bandara, kini pembersihan rutin sulit dilakukan,” paparnya.
Dikonfirmasi terpisah Lurah Tuban, I Dewa Gede Saka Putra mengaku telah melakukan pengecekan ke lokasi pada Rabu (8/1/2024) bersama wakil Sekretariat Desa Adat Tuban, Agus Suyasa.
Pihaknya menemukan penyebab banjir dikarenakan adanya endapan pada saluran dan ukuran got yang kecil. Dinas Perkim juga telah turun tangan ikut melakukan penyedotan, namun karena tersumbatnya got di lahan bandara maka air hujan yang sudah terpompa malah kembali lagi ke permukiman warga.
Bendesa Adat Tuban, I Wayan Mendra menuturkan, area permukiman warga tersebut sebenarnya sudah sejak dulu mengalami hal serupa. Bahkan kondisi tersebut bisa terjadi berbulan-bulan.
“Selama ini hubungan kita dengan pihak Angkasa Pura sudah berjalan dengan sangat baik. Sehingga kami harap, persoalan yang saat ini dialami warga kami dapat menjadi perhatian serius pihak bandara,” harapnya. M-003
- Editor: Daton