BADUNG,MENITINI.COM-Loloan di Pantai Dream Land Pecatu kembali diserbu sampah kiriman. Sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari laut dan terjebak di loloan saat cuaca ekstrim dan gelombang tinggi terjadi beberapa hari lalu.
Atas kondisi tersebut, Dinas LHK Badung bersama komunitas Sungai Watch dan paguyuban pedagang sekitar akan melakukan bersih-bersih serentak pada Jumat (22/3/2024).
Kasi Trantib Kecamatan Kuta Selatan, Kadek Agus Alit Juwita mengatakan pihaknya sudah memantau kondisi di lapangan. Rencananya Jumat (22/3) ini sampah tersebut ditangani oleh DLHK, komunitas Sungai Watch dan pedagang.
Sampah tersebut merupakan sampah kiriman dari laut yang terjebak di loloan pantai. “Itu sebenarnya loloan bukan sungai. Cuma pada saat air laut pasang kondisinya akan seperti sungai karena air yang menggenang. Sampah yang mengambang di sana itu sampah kiriman dari laut yang menepi saat air laut pasang dan cuaca ekstrim. Sampah ini terjebak karena kondisi muara loloan yang tertutup pasir,” terangnya, Senin (18/3/2024).
Dari penuturan paguyuban yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata, mereka secara rutin melakukan kegiatan bersih-bersih di sekitar pantai hingga ke loloan setiap hari Jumat.
Namun saat cuaca ekstrim dan pasang laut yang tinggi, sampah kiriman yang banyak menepi ke loloan cukup membuat mereka kesulitan.
Mereka sebenarnya sudah sempat melakukan pembersihan loloan pasca pasang laut, namun karena sampah yang banyak, area yang luas dan kedalam loloan, maka penanganan hanya bisa dilakukan pada area yang dekat pantai.
Kejadian semacam itu bukanlah hal yang pertama kali. Harapan agar Pemkab Badung membantu memasang jaring pada muara loloan. “Untuk usulan kita akan sampaikan kepada pimpinan. Seperti apa nantinya, nanti silahkan ditanya kepada pimpinan,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut.
Jumat (22/3) ini pihaknya bersama tim akan melakukan bersih-bersih bersinergi dengan komunitas Sungai Watch dan paguyuban warung-warung sekitar. “Jumat ini kita akan lakukan evakuasi bersama. Kita masih koordinasi, kalau perlu alat berat mala akan kita siapkan alat. Untuk truk kita alokasikan 10 unit dan personel 100 orang,” ucapnya.
Ia menjelaskan sampah tersebut merupakan sampah laut yang terjebak di loloan atau cekungan yang seolah seperti sungai mati. Sampah itu dibawa oleh pasang air laut yang tinggi saat terjadi cuaca ekstrim. Saat itu pasir pantai juga ikut terbawa ke muara loloan, sehingga membuat kondisi pantai lebih tinggi dari alur loloan dan sampah tidak bisa keluar.
Jenis sampah yang terjebak di loloan dominan berupa kayu bersama plastik. “Ini bukan kejadian pertama. Sebelumnya juga pernah seperti ini, saat terjadinya badai. Memang agak sulit untuk mengantisipasi sampah tersebut, karena sumbernya datang dari laut. Kalau dipasang jaring itu juga sulit karena itu loloan. Beda kalau itu sungai, jadi mungkin dipasang jaring,” bebernya. (M-003)
- Editor: Daton