Jumat, 22 November, 2024

Satu Setengah Tahun Lagi Ekonomi Bali Kembali Normal, Ini Prediksi Bank Indonesia

Kepala Perwakilan Bank Indonsia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho dsaat M.
Kepala Perwakilan Bank Indonsia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho dsaat M. (Foto: M-003)

MATARAM,MENITINI.COM- Ekonomi Bali yang ditopang sepenuhnya oleh industri pariwisata sebagai leading sekotor terpuruk selama kurang lebih dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Bank Indonesia memprediksi ekonomi Bali dalam waktu dekat diperkirakan kembali normal. Prediksi tersebut berdasarkan berbagai faktor, salah satunya tingkat penerbangan dari luar negeri yang mulai terus meningkat.

Bahkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengakui hanya butuh waktu 1,5 tahun lagi, agar ekonomi kembali normal. “Atau sekitar tahun 2025 akan kembali normal, jika pertumbuhan ekonomi sekitar 6 sampai 7 persen,” kata Trisno, saat Media Gathering Bank Indonesia di Mataram, Jumat (30/9/2022).

Karena itulah, saat ini pihaknya belum bisa berani mengatakan ekonomi Bali sudah normal, karena kondisi sektor pariwisata belum normal. “Kan pariwisata Bali bukan hanya Nusa Dua saja. Ke depan meskipun pariwisata akan terus diperhatikan, namun pemerintah harus tetap mengawal potensi sektor pertanian. Porsinya bisa sekitar 30 persen, agar kalau terjadi sesuatu ekonomi Bali bisa bertahan, dan tidak hanya mengandalkan sektor pariwisata saja,” tegas Trisno, didampingi Deputi Direktur Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali, Donny H. Heatubun dikutip posbali.net.

Ke depan dikatakan, pariwisata dikembangkan secara digital dengan konsep green ekonomi. Apalagi perlu disadari di masa mendatangkan, agar Bali menjadi sorga yang menjadi tempat wisman yang bisa bekerja di mana saja atau work every where, sehingga tamu asing dan domestik bisa tetap ingin tinggal sambil bekerja di Bali.

Di samping itu, yang ramai ke Bali adalah MICE event, seperti acara rapat instansi, maupun lembaga dan pemerintahan. “Kita akan dorong kegiatan kelembagaan atau perusahaan agar diadakan di Bali, termasuk side event G20 bisa diadakan terus di Bali. Karena Bali masih membutuhkan itu, dan dibiayai oleh perusahaan atau pemerintah untuk mengadakan kegiatan ke Bali,” imbuhnya.

Ditegaskan, tingkat hunian hotel di Bali selama pandemi Covid-19 masih rendah, apalagi lama tinggal wisman juga belum bisa normal.
Masih diprediksi sekitar 1,2 juta sampai 1,3 juta wisman yang datang ke Bali. Seperti kedatangan wisatawan dari pasar India yang posisinya nomor dua setelah Australia masih turun dan kunjungannya belum bisa normal.

Apalagi belum ada penerbangan langsung dari sejumlah negara ke Bali, termasuk India. Di sisi lain banyak akomodasi wisata terutama hotel yang belum siap dibuka akibat dampak pandemi Covid-19, seperti di ITDC Nusa Dua, termasuk daerah Ubud yang masih banyak hotel yang belum pulih. “Ada TV rusak, termasuk kulkas kalau 1 tahun gak hidup kan bisa rusak. Jadi perlu waktu untuk pemulihan,” bebernya.

Trisno menambahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan kedatangan wisman akan kembali normal ke Bali sekitar awal tahun 2024 dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Bali di atas 5 persen. Apalagi Indonesia nantinya akan menjadi Ketua Asean Meeting pada tahun 2023, sehingga side meetingnya bisa berlangsung di Bali. “Jadi kalau dari Bappenas, kita optimis ekonomi Bali pada tahun 2023 akan tumbuh dengan baik,” katanya. M-003