DENPASAR, MENITINI.COM-Sebanyak 80 orang Napi Narkoba yang menghuni Lapas Khusus Narkoba di Kabupaten Bangli, Bali mengikuti upacara Melukat. Melukat merupakan salah satu tradisi atau upacara yang biasa dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali.
Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan jiwa dan pikiran dari hal-hal yang tidak baik terutama bisa dijauhkan dari pengaruh Narkoba saat bebas dari Lapas nanti. Berkaitan dengan hal tersebut, Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Bangli, Kanwil Kemenkumham Bali melaksanakan kegiatan melukat dan persembahyangan bersama di Pura Lapas, yang bertepatan dengan hari Suci Purnama Jyestha, Anggara Kasih Wuku Tambir dan Kajeng Kliwon, Selasa (23/4/2024).
Kegiatan melukat ini dipimpin langsung oleh Jro Mangku Wayan Sudarma dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bangli. Jro Mangku Wayan Sudarma menyampaikan bahwa hari ini, Rabu (24/4/2024) merupakan hari baik.
“Hari ini bertepatan dengan hari Purnama Jiyestha, Anggara Kasih (Tambir) dan Kajeng Kliwon, sehingga hari yang baik untuk kita melaksanakan pemelukatan,” ucap Jro Mangku Wayan Sudarma. Ia mengatakan bahwa melukat dalam agama Hindu ini memiliki tujuan untuk menyegarkan pikiran dari hal-hal negatif, sehingga sangat baik untuk warga binaan yang membutuhkan ketenangan jiwa dan pikiran selama menjalani masa pidana.
Sebelum melaksanakan kegiatan melukat, warga binaan terlebih dahulu melaksanakan persembahyangan bersama. Setelah dilaksanakan persembahyangan, sebanyak 80 Warga Binaan langsung mengikuti kegiatan melukat secara bergantian.
Kepala Lapas Narkotika Bangli, Marulye SImbolon menyampaikan, kegiatan ini merupakan salah satu program pembinaan di Lapas Narkotika Bangli. “Ini merupakan salah satu bentuk pembinaan kerohanian yang ada di Lapas. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, Warga Binaan lebih menjadi pribadi yang lebih baik lagi sebelumnya,” ungkap Marulye.
“Kami juga berterimakasih kepada Kemenag Kabupaten Bangli telah memberikan pembimbingan dan penyuluhan yang maksimal bagi Warga Binaan kami,” ujar Marulye.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali, Pramella Yunidar Pasaribu saat dihubungi sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan “melukat” dan persembahyangan bersama yang dilakukan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Narkotika Bangli pada Hari Purnama Jiyestha. Kegiatan tersebut merupakan wujud nyata pembinaan kepribadian bagi WBP yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif dan psikomotorik, tetapi juga spiritualitas.
Melalui kegiatan “melukat” dan persembahyangan bersama, WBP diajak untuk kembali kepada nilai-nilai kearifan lokal dan kepercayaan yang mereka anut. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka untuk introspeksi diri, memohon ampunan atas kesalahan yang telah diperbuat, dan memperkuat tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
Kanwil Kemenkumham Bali berkomitmen untuk terus memberikan pembinaan yang komprehensif kepada WBP, termasuk melalui kegiatan-kegiatan keagamaan dan spiritual seperti ini.
“Saya berharap kegiatan “melukat” dan persembahyangan bersama ini dapat menjadi momentum bagi WBP untuk memulai lembaran baru dalam hidup mereka,” ungkap Pramella. (M-007)
- Editor: Daton