Jumat, 22 November, 2024

Segera Benahi Pelabuhan Gilimanuk, Banyak Kecolongan Terkait Pencegahan Covid-19

Komisi II DPRD Bali saat Sidak di Pelabuhan Gilimanuk,

DENPASAR, MENITINI.COM– Pintu-pintu masuk pergerakan orang ke Bali harus dijaga ketat untuk mencegah penularan Covid-19 di Pulau Dewata. Namun, pengawasan di Pelabuhan Gilimanuk sebagai pintu masuk orang, barang dan jasa ditemukan banyak kelemahan.

Hal itu terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama bersama Komisi III DPRD Bali, Kamis (15/3) dinihari pukul 01.00 Wita. “Sidak Komisi III dengan Ketua DPRD Bali di pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk, kami temukan beberapa kelemahan dalam pengawasan petugas,” kata  Wakil Ketua Komisi III DPRD Bali, IGA Diah Werdhi Srikandi WS, saat dikonfirmasi usai Sidak.

Sejumlah kelemahan yang ditemukan itu milsanya, pemeriksaan kesehatan yang belum berjalan sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedure). “SOP tentang pemeriksaan kesehatan untuk Covid-19 sudah baik tapi implementasinya yang tidak maksimal,” ujarnya.

Kelemahan lainnya, kata Diah Werdhi, hanya tersedia satu petugas melakukan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermoscanner terhadap orang yang masuk ke Bali. “Pemeriksaan dengan alat diteksi suhu cuma ada satu petugas. Seharusnya minimal dua orang, terkadang antrean cukup panjang,”katanya.

Saat Sidak itu, juga ditemukan petugas tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). “Padahal mereka rentan terpapar virus karena memeriksa banyak orang,”ucapnya. Selain itu, lanjut Politikus PDI perjuangan ini, di Pelabuhan Gilimanuk itu tidak diterapkan Physical Distancing saat penumpang berjalan menuju Pos pemeriksaan..

Para Wakil rakyat ini juga melihat penyemprotan disinfektan ke mobil asal semprot. Di sana juga tidak terlihat banner tentang arahan dalam pencegahan Covid-19. “Dan di tempat cuci tangan semestinya dipasang tentang cara mencuci tangan yang benar dengan sabun,” kata Diah. 

Para penumpang terlihat banyak yang tidak memakai masker. Padahal Pemerimtah sudah mewajibkan untuk memakai masker kalau beraktivitas di luar rumah. “Belum ada kesadaran memakai masker,” sesal Diah. Saat itu, Komisi III pun langsung menyumbangkan 100 masker kepada petugas Pelabuhan.

Selain itu pemeriksaan KTP dan Surat jalan mengantar barang juga terlihat kurang berjalan dengan baik. “Cek KTP juga kurang meyakinkan karena gelap, posisi meja tidak pas, cuma ada satu petugas cek KTP. Seharusnya minimal dua orang. Masih ada penumpang  tidak ada KTP, dan tujuan ke Bali tidak jelas. Ceknya hanya secara lisan, tanpa dicek surat jalan jika mengantar barang,” ungkap Diah.

Berbagai kekurangan itu harus segera diperbaiki, mengingat pelabuhan Gilimanuk tersebut sebagai pintu gerbang Bali sehingga pengawasan dalam pencegahan penyebaran Cobid-19 harus maksimal.

Pelabuhan ini harus one gate untuk memudahkan pemeriksaan. Yang kita hadapi sekarang ini adalah virus, sesuatu yang tidak terlihat. Imbauan pemerintah jangan dilanggar, karena pemerintah pasti mengupayakan yang terbaik untuk masyarakat. “Saya sudah berkordinasi dengan Satgas Covid-19 Jembrana agar lebih memaksimalkan pengawasan dalam penyebaran virus. Segala lini harus diberdayakan memutus penyebaran virus. DPRD Bali juga segera membuat rekomendasi kepada Gubernur,” pungkas Diah. ard/aby