SALATIGA,menitini.com-Sejumlah elemen masyarakat di Salatiga, Jawa Tengah ramai-ramai menyuarakan penolakan terhadap wacana people power yang mencuat pasca pemilu presiden 2019 di kancah politik nasional. Sejumlah elemen tersebut antara lain, Lembaga Kejahatan Indonesia (LCKI) Salatiga, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Salatiga, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Salatiga serta sejumlah elemen lainnya.
LCKI Salatiga, di markas Jl Senjoyo 21, Salatiga bahkan menggelar aksi damai dengan menyerukan penolakan terhadap wacana people power. Ketua LCKI Salatiga, Y Joko Tirtono menyebutkan pihaknya menolak adanya gerakan provokatif yang akan merusak tatanan berbangsa dan bernegara.
“Kami menolak keras adanya aksi-aksi massa yang justru akan merusak tatanan berbangsa dan bernegara. Semua sudah diatur dengan mekanisme hukum. Apalagi para tokoh yang bicara justru memperkeruh suasana dan membingungkan rakyat, cenderung kontradiktif. Semua sudah sesuai koridor hukum dan undang-undang, ” terang Joko yang juga seorang pengacara ini.
Joko menambahkan, pihaknya menghimbau masyarakat Salatiga tidak terpancing dengan isu-isu yang berpotensi menimbulkan kericuhan. Sebagai kota dengan predikat paling toleran, Joko meyakini bahwa Salatiga adalah kota yang sejuk dan warganya tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang memancing kericuhan.
Ketua FKUB Salatiga, KH Nur Rofiq (doc)
Sementara itu di tempat berbeda, melalui siaran pers yang disampaikan kepada awak media, Ketua FKUB Salatiga, KH M Nur Rofiq menganggap gerakan people power hanya sebuah gerakan yang provokatif. “Gerakan people power jauh dari etika bangsa, apalagi membawa nama Allah. Perlu diingat bahwa kedua belah pihak adalah sesama muslim serta saudara sebangsa dan setanah air,” terangnya.
Ketua MUI Kota Salatiga, KH Syaefudin Zuhri (doc)
Hal senada diungkapkan oleh Ketua MUI Salatiga, KH Syaefudin Zuhri.“Terkait rencana adanya aksi massa pada saat pengumuman hasil pemilu oleh KPU RI nanti, Selaku Ketua MUI Salatiga, saya menolak rencana gerakan people power,” pungkasnya.