Catatan sejarah menyebutkan ninja berfungsi sebagai mata-mata selama periode tersebut dan kemungkinan mengambil bagian dalam pengepungan.
Artefak tersebut termasuk batu lempar datar yang mungkin merupakan pendahulu senjata shuriken dan caltrop tanah liat, yang mungkin merupakan bentuk awal caltrop makibishi. Senjata itu disebut mampu melukai kaki tentara dan kuda.
“Artefak ini kemungkinan adalah senjata dari kelompok pertempuran yang dapat bertindak sebagai ninja,” kata Iwata Akihiro, arkeolog dan kurator di Museum Sejarah dan Cerita Rakyat Prefektur Saitama, seperti dikutip dari Live Science, Rabu (16/2/2022).
Menurut Akihiro, senjata-senjata tersebut kemungkinan dibuat dengan tergesa-gesa sebelum pengepungan.
Meski begitu, kedua senjata itu memiliki tingkat keefektifan yang tinggi.
Senjata yang mirip shuriken digunakan untuk menghentikan pergerakan musuh yang akan menyerang kapan saja dan ketika musuh lumpuh, ninja tersebut akan melarikan diri.
Sementara caltrop tanah liat dapat menghentikan pergerakan musuh yang menyerbu benter.
Tapi meskipun dilengkapi dengan senjata, ninja klan Hojo tidak dapat menyelamatkan kastil karena keduanya jatuh ke tangan tentara klan Toyotomi dan Tokugawa, yang jauh lebih besar.
Pada 1615, klan Tokugawa berhasil menyatukan seluruh Jepang di bawah kekuasaan mereka, membentuk shogun yang akan memegang kekuasaan selama berabad-abad.
sumber: suara.com