JAKARTA,MENITINI.COM-Serangan balasan Israel atas serangan Hamas belum berhenti, bahkan semakin intens setelah perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendeklarasikan perang. Gempuran Israel dilaporkan masih berlangsung pada Selasa (10/10), dengan pemboman tanpa henti ke pusat kota Gaza.
Laporan The Star, militer Israel telah mendapatkan kembali kendali wilayah selatan dan perbatasan yang sebelumnya direbut oleh Hamas selama Operasi Badai Al Aqsa pada Sabtu (7/10/2023). Sementara itu, militer Israel memperluas mobilisasi pasukan cadangan menjadi 360 ribu untuk menghadapi hamas.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang ratusan sasaran di lingkungan Rimal di Gaza, sebuah distrik kelas atas padat penduduk yang merupakan rumah bagi kementerian pemerintah yang dikelola Hamas, serta universitas, organisasi media, dan kantor organisasi bantuan.
Kehancuran di Rimal menandakan taktik baru Israel, yaitu memperingatkan warga sipil untuk meninggalkan daerah tertentu dan kemudian menyerang daerah tersebut dengan serangan udara dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika pemboman seperti ini terus berlanjut, warga sipil di Gaza akan memiliki semakin sedikit tempat untuk berlindung.
Jurubicara militer Israel, Letkol Richard Hecht menyarankan warga Palestina harus mencoba keluar melalui perbatasan Rafah dengan Mesir. Menurut data PBB, lebih dari 187 ribu dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka. Ini adalah jumlah terbesar sejak serangan udara dan darat oleh Israel pada tahun 2014.
UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, menampung lebih dari 137 ribu orang di sekolah-sekolah di seluruh wilayah tersebut. Sejauh ini Hamas belum berbicara secara terbuka mengenai apakah mereka sudah mengantisipasi serangan balasan Israel. *
- Editor: Daton