DENPASAR, MENITINI.COM – Presiden World Hindu Parisad (WHP) Made Mangku Pastika (MP) menyatakan prihatin atas terjadinya dua tragedi kemanusiaan yakni dua mesjid di Selandia Baru diserang teroris dan penembakan di Christchurch. Akibat serangan teroris itu menyebabkan 49 orang meninggal dan puluhan orang luka luka.
“Kita semua prihatin, kita sayangkan serangan teroris itu terjadi di tengah upaya semua orang menciptakan perdamaian dunia. Kalau hal seperti ini terus terjadi, menurut saya,ini adalah kegagalan kita dalam memperbaiki watak dan karakter manusia di dunia,” kata Mangku Pastika di sela-sela acara Dharma Shanti dalam rangka Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941 di Sekar Tunjung Center, Minggu (17/3).
Menurut Gubernur Bali, 2008-2013 dan 2013-2018, ada yang salah dalam kehidupan masyarakat dunia selama ini. “Saya pikir semua harus mawas diri, para tokoh agama, tokoh masyarakat, coba dicek kembali apa sesungguhnya yang terjadi pada diri kita, anak-anak kita di dunia. Ini pelakunya anak –anak muda semuanya,” kata Mangku Pastika.
Menurutnya, tragedi ini semua masyarakat dunia prihatin dan ingin membangunkan semua untuk introspeksi, mungkin ada yang salah dengan diri kita, atau ada yang salah dengan sistem kita sehingga ada orang berpikir ekstrim begitu. “Penegak hukum harus tegas, deteksi dini harus ditingkatkan, termasuk di Indonesia,”ujarnya
Bagaimana dengan Indonesia yang rawan teroris? Kata Ketua Tim Investigasi Bom Bali I ini, tak hanya di Indonesia rawan teroris, di seluruh dunia rawan. “Bukan cuma di Indonesia dan Bali yang rawan. Seluruh dunia rawan terhadap serangan teroris. Khusus kita di Bali harus lebih waspada. Sejauh ini di Indonesia, petugas kita, intelejen kita, Densus 88 dan seluruh masyarakat deteksinya sudah bagus. Uda jalan. Artinya radarnya jalan dan ini harus kita apresiasi. Tidak mudah menemukan itu,”kata Mangku Pastika
Lebih detail calon DPD RI nomor urut 38 ini menjelaskan bahwa tidak mudah membaca pikiran orang. Karena radikalis itu mulainya dari pikiran. Kadang kadang perbuatannya tak ketahuan, tetangganya baik-baik saja. Tapi kita tidak tahu apa yang ada dalam pikiran dia. “Jadi membaca pikiran orang, itu yang bisa adalah orang yang ahli membaca pikiran. Seperti para pemikir, cendikiawan, ahli jiwa, sosiologi, agamawan. Semua ini yang mesti berperan. Yang penting bagaimana mereka tidak radikal, bukan cegah tangkal. Radikalisme itu ada di pikiran. Masalah ideologi. Dan yang paling penting adalah bagaimana ideologinya yang tidak radikal,”kata Pastika
Ia menambahkan pengamanan preventif penting. Tapi yang lebih penting lagi adalah intelejen. Tentunya juga memerlukan peran serta tokoh masyarakat dan Jaringan. “Kalau mau bikin bom, di Bali juga banyak kok bahannya, tak usah dibawah dari mana-mana. Semua bahan ada disini (Bali-red). Mau bikin bom segede apa semua bahan ada di Bali tak perlu dibawah dari luar Bali. Cuma persoalannya, ada radikalisme atau tidak,”tandasnya. poll