Kamis, 4 Juli, 2024

Skenario penanganan kecelakaan pesawat udara di selatan Runway Bandara Ngurah Rai.

KUTA, MENITIINI.COM- Tiga skenario penanganan peristiwa kedaruratan di Bandara Ngurah Rai dilatih Komunitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai pada Kamis (30/5/2024).

Skenario tersebut yaitu Aircraft Accident Exercise berupa kecelakaan pesawat udara, Airport Security Exercise berupa penanganan ancaman keamanan dan Fire Bulding Exercise berupa penanganan ancaman kebakaran gedung Airnav.

Latihan itu dilakukan guna memantapkan dan meningkatkan kesiapsiagaan ekosistem bandara Ngurah Rai dalam menghadapi kondisi kedaruratan.

Berbagai unsur terlibat dalam kegiatan prlatihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) ke 115 Bandara Internasional Ngurah Rai ini, seperti Angkasa Pura I Ngurah Rai, Otban Wilayah IV, Airnav Denpasar, Avsec Bandara, Lanud Ngurah Rai, Basarnas, Polda Bali, Polres Kawasan Bandara, Firefighter Bandara, Bea Cukai, Imigrasi, Rumah Sakit terdekat, Pecalang desa adat penyanding dan pihak lainnya.

Untuk Aircraft Accident Exercise, skenario yang dilatih berupa penanganan kecelakaan pesawat yang mengalami crash landing di sisi selatan run way.

Pesawat udara maskapai Kintamani Air, dengan Registrasi PK-KLX, Call Sign Kintamani 115 ini disimulasikan mengalami kegagalan pendaratan hingga mengalami kebakaran.

BACA JUGA:  Penempatan Konter Tourism Levy di Bandara Ngurah Rai Kesepakatan Bersama

Pesawat Boeing 777-300ER rute Denpasar-Singapura ini mengangkut 275 penumpang, 3 cockpit crew dan 14 cabin crew. Ketika rolling dari runway 09, main wheel kanan pesawat mengalami pecah dan meledak yang mengakibatkan pesawat sliding ke kanan dan terbakar di shoulder sisi selatan runway. 

Peristiwa ini terjadi saat perhelatan Bali Air Show 2024 yang berlokasi di apron GAT. Saat itu, sebanyak 400 pengunjung memadati arena pameran pesawat udara yang dijaga ketat oleh pihak pengamanan dan aktivitas penerbangan di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai pada saat itu berlangsung normal.

Karena suara ledakan yang keras disertai kepulan asap dan api yang membumbung tinggi, akhirnya membuat pengunjung Bali Air Show panik dan lari berhamburan.

Panitia Bali Air Show yang bertugas pada saat itu dengan sigap mengarahkan ke pengunjung lokasi yang aman. Petugas ATC yang melihat kecelakaan pesawat langsung menekan crash bell dan menginformasikannya ke petugas Watchroom ARFF.

BACA JUGA:  Imigrasi Pastikan akan Usir Bule Inggris yang  Rampas Truk

Untuk Airport Security Exercise diskenariokan terjadi gangguan keamanan berupa demo dan rencana pengeboman. Sedangkan Fire Building Exercise diskenariokan berupa penanganan kebakaran di Tower ATC dan dilakukan prosedur keselamatan yang ada.

Direktur Operasi PT Angkasa Pura I, Wahyudi mengatakan kegiatan PKD yang dilakukan kali ini dilaksanakan secara penuh (full exercise). Maksud dan tujuan pelatihan itu adalah untuk menjaga awareness atau menjaga kemampuan individu khususnya petugas Aviation Security (Avsec), Peranan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), Airport Operation Control Center (AOCC) dan EOC (Emergency Operation Centre).

Hal itu sekaligus untuk menjaga kolaborasi antara stakeholder atau mitra kerja di sekitaran bandara maupun luar bandara. Skenario pelatihan ini ada tiga, yaitu Aircraft accident exercise, Airport Security Exercise dan Fire Bulding Exercise.

“PKD kali ini hampir sama dari sebelumnya, karena niatan kami adalah untuk menjaga kemampuan individu lalu kolaborasi kami kepada stakeholder terkait. Jadi perhatian serius dari pelatihan ini adalah kemampuan individu dari karyawan ataupun anggota kami untuk memastikan mereka mampu menjaga keselamatan penerbangan. Kemudian melakukan koordinasi kepada stakeholder yang ada di sekitaran bandara,”ujarnya.

BACA JUGA:  Usai Deportasi WNA India, Kanim Ngurai Rai Segera Usir WNA Rusia Setelah Bebas Dari Lapas

PKD semacam ini diakuinya ada yang dilaksanakan setahun sekali atau dua tahun sekali, bahkan tiga tahun sekali. Hal itu tergantung pada trafic yang ada di airport.

Misalkan dalam waktu tiga bulan airpot itu didatangi traffic sebanyak 200 pesawat, itu bisa tiga tahun sekali. Semakin banyak pesawat yang hadir di airpot itu, maka PKD bisa dilaksanakan setahun atau dua tahun.  

General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menambahkan,latihan PKD dilaksanakan dalam rangka memastikan implementasi Dokumen Airport Emergency Plan (AEP) dan Dokumen Airport Security Program (ASP) berjalan baik pada penanggulangan Keadaan Darurat Penerbangan di Bandara melalui fungsi komando koordinasi dan komunikasi antar Airport Emergency Committee (AEC) dan Airport Security Committee (ASC) M-003

  • Editor: Daton