Usia Lebih Tua dari Piramid
Sebelum kita membahas mengenai usia situs, mari membahas tentang cara membaca usia situs arkeologis. Cara yang paling akurat sejauh ini dan digunakan oleh peneliti arkeologi adalah bacaan karbon. Konsepnya sederhana, seluruh benda yang ada di permukaan bumi menyerap radiokarbon C-14. Semakin tua usia benda, semakin tinggi kandungan karbonnya. Umumnya dalam proses akan diambil beberapa sampel dari lokasi berbeda pada satu situs.
Bagaimana dengan usia situs Gunung Padang? Terdapat beberapa titik ekskavasi untuk pengambilan sampel. Menurut Peter Dockrill, bacaan termuda pada situs ini menggambarkan usia 3500 tahun sedangkan bacaan tertua menunjukkan usia lebih dari 14.000 tahun. Wow, cukup tua ya! Bandingkan dengan piramid Mesir yang berusia hanya 3000 tahun. Dan ternyata, 14.000 tahun ini bukan final, karena masih banyak lapisan bawah yang belum tergali. Perkiraan usia Gunung Padang sekitar 20.000 tahun jika tergali hingga lapisan paling bawah.
Keunikan situs Gunung Padang
Situs ini memiliki beberapa undakan atau teras yang diduga memiliki fungsi berbeda di masa lampau. Dalam pencitraan geolistrik, dalam bangunan masih terdapat beberapa ruangan bersekat yang menyimpan misteri tersendiri. Dugaan sementara, situs ini merupakan pusat pengamatan dan ilmu perbintangan di masa lampau. Walau menurut warga sekitar situs ini berdiri pada era Siliwangi, ternyata sebagian dari situs ini sudah ada sebelumnya dan hanya digunakan pada untuk pemindahan lokasi kerajaan sementara. Hal inilah yang mendasari temuan pahatan kujang pada beberapa pilar batu yang masih berdiri.
Arsitektur Gunung Padang ini cukup kompleks. Batuan-batuan utuh tersusun dan saling menempel. Dugaan sementara, perekat yang digunakan adalah semen purba yang mengandung tanah liat, silika dan besi. Hal inilah yang membuat beberapa batu dapat memunculkan suara logam yang terdengar seperti gamelan. Beberapa warga setempat masih memainkan batuan ini pada hari-hari tertentu.