DENPASAR, MENITINI
Roh sistem SMAN Bali Mandara memiliki sistem pendidikan berasrama yang mampu menghasilkan siswa berprestasi dan keluar dari jerat kemiskinan. Sistem sekolah ini dijadikan benchmark pendidikan Bali.
Keinginan Gubernur Bali Wayan Koster menghapus sistem pendidikan SMAN Bali Mandara menjadi sekolah reguler di tahun 2022 mendapat reaksi dari masyarakat.
Tokoh publik yang juga anggota Makamah Konstitusi Periode 2015-2020 Dr I Dewa Gede Palguna SH MHum menyampaikan kritiknya pada acara diskusi publik dengan tema “Mau Dibawa Kemana Pendidikan Bali?” yang digelar oleh Forum Peduli Pendidikan (FKPP), Minggu 29/5.
“Mestinya prestasi SMAN Bali Mandara menjadi benchmark (tolokukur) bagi sekolah reguler yang memiliki sumberdaya yang lebih baik, orang tua mampu, akses terhadap pendidikan lebih terbuka,” kata Palguna.
Palguna menilai, SMAN Bali Mandara dengan input siswa yang miskin, tingkat kecerdasan yang rendah, kemudian dengan dana relatif kecil, namun telah berhasil menghadilkan luaran kualitas yang besar, dimana secara naruliah lulusannya memiliki naluri untuk menolong orang lain untuk keluar dari kemiskinan. “Secara otomatis ada berapa orang yang miskin yang ditolong oleh lulusan sekolah ini,” ujarnya
Ia juga mengkritik persoalan kebijakan SMAN Bali Mandara menguak terjadi menandakan ada persoalan besar dalam pendidikan di Bali.
Ia pun menyarankan pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan penghapusan sistem pendidikan SMAN Bali Mandara. “Dipertimbangkan lagi, kita membutuhkan roh SMAN Bali Mandara. Jangan yang baik dari memimpin sebelumnya dihabiskan,” sarannya.M-003
Berita Terkait
- Dua Perempuan Beda Negara Dideportasi, Satu Jadi Agen Properti dan Satu Jadi Fotografer
- Sandiaga Uno: PKB ke-45 Angkat Nilai Budaya Sesuai Pesan Tri Sakti Bung Karno
- Gubernur Koster Ingatkan REI Bali: Jangan Eksploitasi Sawah untuk Bangun Perumahan
- Sistem Kearifan Lokal Cara Ampuh Cegah Stunting di Bali