DENPASAR, MENITINI.COM – Hujan-hujan begini siapa sih yang tidak tergoda untuk meluncur ke kamar tidur? Sayangnya, masih banyak dari kita yang kesulitan atau mengalami gangguan tidur atau kualitas tidur yang buruk bahkan saat cuaca mendukung. Ternyata, ada kabar gembira bagi Anda yang sulit terlelap sekaligus penggemar musik pop!
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, musik pop memiliki efek yang sama terkait kualitas tidur yang lebih baik. Sebelumnya, banyak yang mengasosiasikan musik pengantar tidur harus dengan lagu-lagu bertempo lambat, klasik dan mendayu-dayu. Studi oleh para peneliti di Universitas Aarhus menemukan bahwa lagu-lagu pop yang ceria dan mudah diingat sering sekali masuk dalam daftar wajib putar setiap menjelang tidur. Para peneliti menganalisis total 225.626 lagu dari 985 daftar putar aplikasi Spotify. Yang menarik, lagu-lagu pop milik BTS memegang urutan pertama dalam tangga lagu. Kok bisa?
Efek Musik dalam Membantu Tidur
Kira Vibe Jespersen, PhD, salah satu penulis studi tersebut mengatakan bahwa efek suatu aliran musik dalam mempengaruhi tidur dapat beragam. Hal ini cukup lama kurang menjadi antisipasi dalam dunia penelitian. Menurutnya, perlu analisis lebih lanjut terhadap aliran musik lainnya sebagai alternatif. Nah, bagaimana sih detilnya tentang efek musik ini?
Seorang pakar neuropsikologi, Menurut Michael K. Scullin, PhD, menyimpulkan hal yang cukup sederhana yaitu efek relaksasi. Mendengarkan musik dapat berfungsi sebagai pengalih perhatian dari pikiran dan perenungan internal. Secara tidak sadar, musik membawa Anda ke dalam proses mirip meditasi. Rangkaian melodi dan lirik mengisi kepala Anda sehingga perlahan dapat menggeser kekhawatiran atau kegelisahan dalam pikiran kita. Musik juga memberi efek masking terhadap lingkungan yang berisik yang membuat orang terus terjaga.
Musik sebagai Terapi
Satu studi tahun 2016 menemukan bahwa musik membantu mengurangi stres dan kecemasan, dan menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik untuk wanita hamil yang mengalami gangguan tidur. Rangkuman penelitian serupa pada tahun 2022 juga menunjukkan hasil seragam. Lagi-lagi musik menjadi salah satu solusi untuk menurunkan kecemasan. Baik sebagai penikmat maupun pemain instrumen musik, secara alami merasa lebih bahagia saat mendengarkan dan memainkan musik. Efek bahagia ini memicu timbulnya relaksasi sehingga tingkat kecemasan, ambang depresi dan rasa gelisah juga perlahan-lahan berkurang. Inilah alasan mengapa mulai banyak pusat kesehatan yang menawarkan musik sebagai terapi.
Efek bahagia dari musik juga umumnya kita peroleh dari visual idola kita. Pasti para penggemar juga merasa termotivasi langsung oleh anggota BTS melalui baik melalui ketampanan maupun lirik-liriknya. Siapa sih yang tidak menjadi lebih semangat kalau idola kita terasa lebih dekat dan memahami kita?
Tidak kalah penting juga harus kita perhatikan perspektif kebersihan tidur (sleep hygiene). Selain konsistensi dan rutinitas, musik sebagai terapi juga bermanfaat untuk mengurangi screen time. Hal ini cukup penting mengingat sebelum tidur kita sebaiknya mengurangi paparan cahaya layar. Bagi Anda yang khawatir sepi karena tidak ada tontonan atau gadget, coba masukkan musik untuk mengganti rutinitas ini.
Mengapa Musik Pop?
Kebanyakan musik pop memiliki kecenderungan tempo yang cepat dan energik. Kadang sulit kita bayangkan bagaimana rancaknya musik BTS untuk tidur?
Memang terlihat sangat kontras untuk urusan memulai tidur. Namun, aliran musik pop memberi efek siaga pada otak sehingga mampu memproses beban informasi harian dengan lebih santai. Selain itu, otak akan terbiasa memprediksi kemungkinan jangka pendek hingga jangka panjang yang dapat terjadi. Jika seseorang telah mendengar lagu dengan aliran pop berulang kali, energi dan fokus dari otak juga akan minimal sehingga hasilnya sama seperti mendengar musik klasik.
Para peneliti dari studi tersebut menyimpulkan, bahwa fungsi terapi musik bisa saja tidak hanya bergantung dari aliran. Musik dapat membantu tidur karena adanya pengalihan perhatian, menutupi kebisingan dan memberi hiburan tanpa bergantung pada keberadaan layar. Pop menjadi peringkat pertama karena preferensi generasi sekarang lebih akrab dengan musik pop dibanding musik klasik. Jadi apapun aliran musiknya, yang dapat masuk lebih nyaman ke telinga pendengarnya, sangat mungkin membantu otak untuk relaksasi sebelum tidur.
Tentunya, praktek ini juga harus bebarengan dengan perbaikan gaya hidup. Perubahan sedikit demi sedikit pada gaya hidup Anda dapat membantu mengurangi stimulus harian. Contoh sederhananya, gunakan tempat tidur hanya untuk tidur. Jadi untuk generasi rebahan, mungkin bisa menggunakan ruangan lainnya. Kemudian, minimalkan penggunaan ponsel pintar dan gadget yang memancarkan sinar biru dari layar. Supaya lebih disiplin, Anda dapat menerapkan mode-mode pengaturan yang saat ini sudah tersedia pada media sosial. (M-010)