BADUNG, MENITINI.COM – Pusat Meteorologi BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi yang mencapai 2,5 – 4 meter untuk 18 area perairan di Indonesia. Salah satu dari wilayah tersebut adalah wilayah perairan selatan Bali.
Perkiraan itu berlaku mulai dari Rabu (25/8) sampai Kamis (26/8) pagi. Untuk itu, masyarakat dihimbau memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Dimohon juga kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
Mengutip data yang dirilis di website maritim.bmkg.go.id, ada 2 wilayah yang diprakiraan mengalami gelombang tinggi dan sedang. Adapun area perairan dengan gelombang tinggi berkisar 2.50 – 4.0 meter, yaitu Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu hingga Barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda Bagian Barat dan Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Timur, Perairan Selatan Bali hingga Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas Bagian Selatan.
Tinggi gelombang juga terjadi di perairan Selatan Pulau Sumba, Perairan Pulau Sawu hingga Kupang Pulau Rotte, Samudra Hindia Selatan Banten hingga NTT, Perairan Manui-Kendari, Perairan Wakatobi, Laut Banda, Perairan Selatan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru.
Sedangkan daerah perairan dengan gelombang sedang yang berkisar 1.25 – 2.50 meter, yaitu Selat Malaka Bagian Utara, Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Gelasa, Perairan Pulau Belitung, Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Juga di perairan Kotabaru, Perairan Selatan Kalimantan Tengah, Selat Makassar Bagian Tengah dan Selatan, Laut Bali, Laut Sumbawa, Perairan Kepulauan Sabalana hingga Kepulauan Selayar, Teluk Bone Bagian Selatan, Laut Flores, Laut Sawu, Selat Sumba, Selat Sape Baguan Selatan, Teluk Tolo, Laut Sulawesi Bagian Timur dan Tengah, Teluk Tomini, Perairan Selatan Kepulauan Banggai hingga Kepulauan Sula.
Perairan Pulau Buru-Pulau Ambon-Pulau Seram, Laut Seram, Perairan Utara Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Utara Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru, Perairan Fakfak-Kaimana, Perairan Amamapere-Agats, Perairan Yos Sudarso, Samudra Pasifik Utara Biak, dan Samudra Pasifik Utara Jayapura.
Kondisi itu dipengaruhi oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian utara yang dominan bergerak dari Tenggara – Barat Daya, dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur – Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5 – 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Banten hingga selatan Jawa Timur, Perairan selatan Bali hingga Sumbawa, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Kep. Sermata hingga Kep. Tanimbar, Laut Arafuru.
Untuk itu, BMKG menghimbau agar pihak terkait dapat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Untuk Perahu Nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
Dikonfirmasi terpisah, Prakirawan Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Made Sudarma tidak menampik bahwa perairan wilayah Selatan Bali memang diperkirakan mengalami gelombang tinggi dan gelombang sedang beberapa hari kedepan.
Berdasarkan pemantauan termutahir dan analisis gelombang dengan inawaves, ketinggian gelombang di perairan selatan Bali berpotensi masih dapat terjadi hingga seminggu kedepan. Namun kondisinya fluktuatif, atau mengalami kondisi naik dan turun.
“Untuk tanggal 25 ini ketinggian grlombang mencapai 3,5 meter. Pada tanggal 27 dan 28 mengalami penurunan mencapai 2,5 meter kemudian tanggal 29 kembali naik lagi hingga maksimal mencapai 4 meter. Karena warning itu diberikan ketika terjadi gelombang 2 meter keatas, sehingga kami masih mengeluarkan warning,” katanya dikonfirmasi Rabu (23/8).
Diakuinya, kondisi gelombang tinggi itu dalam kategori normal. Sebab hal itu merupakan siklus alami tahunan yang biasanya terjadi pada bulan Juli, Agustus, hingga September. Adapun daerah yang mengalami kondisi itu ada wilayah perairan selatan Bali, seperti di Selat Bali Bagian Selatan, Selat Badung, dan Lombok Bagian Selatan, hingga ke Samudra Hindia.
Dimana peningkatan kecepatan angin dan prsesitensi kecepatan berpengaruh terhadap ketinggian gelombang laut. Saat ini kecepatan angin di selatan Bali mencapai 15-20 knot dan presisten. “Saat ini tekanan monsun Australia sudah aktif, sehingga kini kondisinya angin timuran. Perbedaan tekanan angin yang signifikan belahan bumi utara (BBU) dan belahan bumi selatan (BBS) ini yang menjadi faktor peningkatan angin. Sekarang di utara itu mencapai 1006-1010 Hpa, sedangkan di selatan sudah mencapai 1026 Hpa,” bebernya.
Informasi update setiap hari disebarkan, baik melalui mediab komunikasi BMKG maupun kepada stakeholder terkait. Hal itu nantinya ikut dipantau otorita terkait di lapangan, untuk memutuskan langkah apa yang diambil. Sebab mereka yang lebih tahu kondisi dan teknis di lapangan. M-003