KUTA, MENITINI.COM – Permasalahan sampah yang dihadapi Bali, khususnya sampah laut musiman menjadi perhatian serius pemerintah pusat.
Upaya intervensi akan dilakukan melalui sejumlah kebijakan dan strategi di kementerian terkait, guna mengurangi ancaman sampah.
Mulai dari pengaktifan tim rencana kerja penanganan sampah, penerapan budaya mengelola sampah dari hulu, Adiwiyata, hingga penutupan TPA Suwung yang menerapkan open dumping (terbuka) dan diganti menjadi PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik).
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menerangkan, sebagai negara kepulauan yang memiliki pantai sangat luas diperlukan kerjasama semua pihak dalam menangani masalah sampah laut.
Apabila kondisi sampah ini tidak tertangani dengan baik, hal itu akan berdampak pada target swasembada pangan. Pangan sendiri terdiri dalam hal ini unsur protein yang salah satunya berupa ikan.
Apabila banyak sampah, tentu kondisi ikan akan berkurang. “Jadi ini perlu budaya individu, mulai kita, rumah tangga dengan pemilahan dan pengelolaan dengan baik dan seterusnya. Kalau dulu dianggap sungai merupakan tempat buang sampah, itu tidak boleh begitu. Kebersihan harus menjadi kebiasaan atau budaya kita semua,” ucapnya saat acara bersih Pantai Kuta, Sabtu (3/1).
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faizol Nurofiq menambahkan sesuai arahan Menko Pangan maka akan diaktifkan lagi tim yang sudah ada pada Perpres No 38 tahun 2018.
Tim akan membuat rencana kerja aktif dan nyata, dengan output berupa operasional detail dengan dukungan anggaran dan susunan tim kerja.
“Kami akan intervensi dengan dukungan pendanaan dan alat. Kalau diperlukan, kita akan sharing dengan Pemkab Badung dan Pemprov Bali. Kita dukung dengan instrumen dan kebijakan yang akan dicover,” ucapnya.
Pihaknya akan meminta kerjasama semua menteri terkait melalui programnya. Seperti bulan bersih laut atau bulan cinta laut dari KKP, program Kemenparekraf, Mendikdasmen, termasuk Kemen LHK dan Panglima TNI.
Upaya tersebut tidak gampang. Namun harus dimulai untuk membangun peradaban, sehingga pihaknya juga melibatkan Dikdasmen untuk ikut berperan.
Dalam waktu dekat ada rakor dengan seluruh kepala dinas provinsi, untuk menerapkan Adiwiyata (program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan warga sekolah tentang pelestarian lingkungan hidup) menjadi program riil di tingkat Dikdasmen dan Dikti.
“Ini langkah riil yang dibangun atas perintah Presiden untuk menjaga lingkungan di tengah upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini berdampak pada tingginya timbunan sampah akibat bertumbuhnya jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat,” ungkapnya.
“Kita akan jaga, sudah mulai menyusun. Kita akan menghentikan semua TPA yang dilakukan dengan proses open dumping, tidak terkecuali TPA Suwung akan ditutup. Ini diperlukan untuk merubah budaya kita,” tegasnya.
Sampah yang dihasilkan harus selesai di hulu dan sungai harus menjadi peradaban. Nanti juga akan ada program kali bersih yang dibangun kedepannya. “Semua program akan inline bersinergi, semua kita jaga bersama,” sebutnya.
Upaya tersebut akan dimulai sekarang dan dilaksanakan semaksimal mungkin, walaupun tidak semua dapat terselesaikan.
Ada beberapa sungai utama yang tentu menjadi prioritas, utamanya Kuta karena reputasi internasional Indonesia ada di Kuta.
Untuk penutupan TPA Suwung, pihaknya ingin hal itu selesai terakhir tahun 2026. Gubernur Bali sudah mendiskusikan eksis strategi yang akan disusun, termasuk membangun PSEL yaitu pengelolaan sampah untuk energi listrik atau waste to energy atau pembangkit listrik tenaga sampah.
“Itu salah satu rencana yang akan kita bangun dan sedang dalam develop,”tutupnya. M-003
- Editor: Daton