Jumat, 22 November, 2024

TPS3R Desa Dauh Peken Percontohan Pengelolaan Pilah Sampah

Desa Dauh Peken memiliki program pengelolaan sampah yang dinamakan TPS3R Sadu Kencana yang berdiri sejak tahun 2016.
Desa Dauh Peken memiliki program pengelolaan sampah yang dinamakan TPS3R Sadu Kencana yang berdiri sejak tahun 2016.

TABANAN, MENITINI.COM – Masalah sampah sepertinya tak pernah tuntas dalam penyelesaian. Sampah sudah menjadi persoalan serius baik di kota maupun di desa. Namun hal itu tidak berlaku bagi Desa Dauh Peken, Tabanan.

Lantaran, Desa Dauh Peken memiliki program pengelolaan sampah yang dinamakan TPS3R Sadu Kencana yang berdiri sejak tahun 2016. TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah – Reduce Reuse Recycle) merupakan tempat pengelolaan sampah yang dikonsepkan untuk reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang) sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di Desa Dauh Peken.

Konsep utama dari pengolahan sampah di TPS3R Sadu Kencana adalah untuk mengurangi dan atau memperbaiki karakteristik sampah yang akan diolah secara lebih lanjut di tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah.

Kepala Desa Dauh Peken I Komang Sana Yasa bercerita, program pengelolaan sampah telah dicanangkan pada tahun 2012 oleh kepala desa sebelumnya. Kemudian, sejak Komang Sana Yasa dilantik menjadi kades, Ia melanjutkan salah satu visi misi mantan kades, yakni menciptakan desa hijau bersih sehat, dengan mengendalikan sampah.  

Seiring berjalan waktu, dirinya berhasil menambah bank sampah di Desa Dauh Peken. Awalnya hanya ada satu bank sampah, kini sudah tersedia 6 bank sampah. “Saya melanjutkan membangun 5 bank sampah yang ada di desa. Tahun 2012 hanya satu bank sampah, sehingga genaplah rumah bank sampah di Dauh Peken,” ujarnya. Kemudian, di tengah upaya meningkatkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Pada tahun 2015, pihak desa mengajukan ke Dinas PUPR Bali untuk mendirikan TPS3R. Dalam pengembangannya, TPS3R Sadu Kencana memiliki beberapa kegiatan pengolahan sampah.

Diantaranya, mengolah sampah organik (sisa canang dan sampah daun) menjadi pupuk organik, memanfaatkan sampah buah, sayur, dan sisa makanan dari masyarakat untuk ternak maggot, menjadi bank sampah induk bagi banjar-banjar, sekolah, dan kelompok masyarakat yang ada di Dauh Peken.

Kemudian memberikan edukasi ke sekolah-sekolah tentang pentingnya Reduce Reuse Recycle demi kelestarian alam, dan juga menjalin rekanan dengan sekolah dan instansi yang ada di lingkungan Dauh Peken sebagai anggota TPS3R Sadu Kencana agar lebih banyak lagi yang sadar memilah sampah dengan baik dan benar.

Kendati demikian, dalam melaksanakan program-program tersebut, kata Kades Komang, pengelola TPS3R Sadu Kencana menghadapi beberapa kendala, antara lain kendala kurangnya kendaraan pengangkutan sampah, bangunan TPS3R yang sudah mulai kurang layak dan fasilitas pendukung lainnya seperti bank komposter dan kantong pemilahan pelanggan.  

Pucuk dicinta ulam pun tiba, BRI lewat program BRI Peduli menunjukkan kepeduliannya terhadap usaha TPS3R Sadu Kencana menjaga lingkungan, dengan memberikan bantuan berupa kendaraan operasional pengangkutan sampah, renovasi bangunan kantor, pengadaan bak komposter, dan kantong pemilahan sampah.

Dalam perkembangannya, TPS3R Sadu Kencana mulai memaksimalkan sistem pengelolaan, mengedukasi masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan mulai dari rumah dan lingkungan sekitar. “Dengan adanya bantuan BRI yang mendampingi Desa Dauh Peken, pola penjemputan sampah ke rumah-rumah warga menjadi terarah. Hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat Dauh Peken untuk ikut menjadi pelanggan TPS3R dengan pola pemilahan. Sampai saat ini ada penambahan data pelanggan sebanyak 200 yang mulai sadar untuk memilah,” imbuhnya.

Bantuan “BRI Peduli” bisa mewujudkan langkah nyata menyelamatkan lingkungan, dengan tantangan yang cukup besar yaitu tingkat kesadaran masyarakat yang sangat rendah akibat sistem angkut buang yang selama ini diterapkan.

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua TPS3R Sadu Kencana Ni Putu Suarlin, mengatakan TPS yang dikelolanya sempat mendapatkan bantuan dari Pemerintah pada tahun 2015. Namun seiring berjalannya waktu, pengelola TPS masih menemui beberapa kendala. Salah satunya dari sisi tingkat kesadaran masyarakat yang masih minim dalam hal memilah dan mengolah sampah dari sumbernya.

Menurut Alin, jika pola pengelolaan sampah “angkut buang” saja, maka TPA yang sudah penuh dengan sampah akan semakin bertambah. Sangat penting untuk memilah sampah sebelum dibuang ke TPA. “Kami dan tim mulai mencoba pelan-pelan memberikan pemahaman bahwa kita itu menyelamatkan sampah plastik bukan untuk mendapatkan, tapi untuk menyelamatkan bumi kita lebih lestari,” ujarnya.

Terkait dengan program pengelolaan sampah BRI Peduli tersebut, Regional CEO BRI Denpasar Recky Plangiten berharap bantuan dari BRI dapat berdampak positif bagi produktivitas TPS 3R dalam menyelesaikan permasalahan sampah di Desa Dauh Peken.

“Sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah dari rumah tangga. Selain itu, pengelolaan sampah secara mandiri juga sebagai upaya menyelamatkan bumi dari bahaya sampah,” imbuhnya. (M-003)

  • Editor: Daton