Penglingsir Puri Agung Jro Kuta, Pengempon Pura Uluwatu, AA Ngurah Jaka Pratidnya menerangkan, kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap 6 bulan sekali, sebagai bentuk harmonisasi ajaran Tri Hita Karana. Yaitu konsep hubungan manusia dengan Tuhan atau Parhyangan, manusia dengan alam yaitu Palemahan, dan manusia dengan manusia yaitu Pawongan. “Kegiatan ini biasa rutin kita lakukan dari dulu, setiap enam bulan sekali. Ini adalah bentuk harmonisasi Tri Hita Karana,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta. Upacara Tumpek Uye bentuk implementasi ajaran Tri Hita Karana, dengan cara memberikan Labha kepada wanara atau kera di kawasan luar Pura Uluwatu. Dengan upaya tersebut, diharapkan keseimbangan alam akan tetap terjaga dengan baik dan memberikan berkah kepada masyarakat.