Selain kegiatan itu, pihaknya juga menggelar kegiatan Danu Kertih yang dilaksanakan serentak di Pecatu dengan melibatkan pemerintah dinas. Sejak pukul 06.00 Wita, pihaknya bersama unsur terkait membersih pantai, aliran sungai.
Hal itu sesuai Instruksi Gubernur Bali No 1 Tahun 2022, terkait Pelaksanaan Danu Kertih dan Tumpek Uye.
Puncak hari Tumpek Uye kemudian dilaksanakan di lingkungan Sor Pura Uluwatu, dengan memberikan persembahan kepada para wenara (kera) dan melepasliarkan 100 ekor burung, mulai dari burung perkutut, burung tekukur hingga burung kutilang. Dengan adanya pelepasliaran itu pula, diharapkan burung bisa berkembang biak dan hidup dengan aman di hutan Pecatu.
Manager Pengelola Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana menambahkan, upacara Tumpek Uye juga merupakan upaya menjaga sektor pariwisata Bali. Karena pariwisata Bali berbasis budaya dan lingkungan, begitu juga dengan keberadaan kawasan luar Pura Uluwatu. “Ini adalah aset kita yang harus dilestarikan sebagai dasar dalam memanfaatkan konsep pariwisata budaya,” sebutnya.
Menjaga harmonisasi konsep ajaran THK merupakan cara berterimakasih dan menghargai ciptaan Tuhan. Sedangkan menghargai dan menghormati lingkungan yang salah satunya berupa satwa monyet, merupakan penjabaran hubungan Palemahan. Terlebih satwa itu menjadi salah satu daya tarik bagi Kawasan Luar Pura Uluwatu, yang layak diberikan penghargaan dan terima kasih. Sedangkan, untuk hubungan manusia dengan manusia (pawongan), ia mengaku selalu menjaga hubungan dengan sesama baik itu pekerja dan pengunjung.M-003