DENPASAR, MENITINI.COM Pertandingan Foker Tabrak (permainan tradisional asal Flores Timur) menyambut akhir tahun 2020 telah bergulir dua pekan dimulai sejak 14 Desember 2020 di Sekretariat Perum Graha Petanu, Sidakarya , Denpasar.
Permainan ini menggunakan kartu Foker. Masing masing orang memegang 32 lembar kartu dan kartu angka tiga main akhir. Dengan cara ini memerlukan kecerdasan dan kecakapan pemain sehingga bisa lolos dan terhindar dari “deku” (kalah telak).
Lima tim bertanding di turnamen ini. Selain mengasah kemampuan mengolah kartu sendiri, juga dituntut keberanian atau nyali antar tim membaca kartu di tangan lawan sehingga mendapat 25 poin pada tiap set.
Juara satu mendapat poin 5, juara dua (4), juara tiga (2) dan peringkat akhir mendapat (1) poin.
Tim Foker Tabrak terdiri dari Tim Waiburak, Watan Lamahala, Ile Jadi, Solor Lamakera, Anak Nagi, Atakiwang, dan Nubanara
“Lima tim Ini bertanding sejak dua pekan lalu. Final akan berlangsung akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021. Bila semua tim lengkap kita rencanakan finalnya 31 Desember 2020. Sambil menunggu kedatangan pemain lawas dari Sidoarjo, yang rencananya ada di Bali akhir tahun,” kata Kordinator Foker Tabrak Kadir Korebima usai pertandingan semifinal, Sabtu malam (27/12/2020).
Pertandingan semifinal, terjadi saling jegal antara tim, saling kunci sehingga permainan betul betu menggetarka. Saling kejar angka membuat pertandingan makin seru jelang larut malam.
Ketika angka masing masing tim mendekati poin 25, Tim Waiburak menjegal langkah Anak Nagi dan terhenti sampai akhir pertandingan.
Lambungan kartu 4 tiga daun Waiburak dipukul joker putih tiga daun Ile Jadi untuk mendapat nilai sempurna. Tanpa disangka Tim Waiburak dengan kendali Kadir Korebima menghentikan langkah Komarudin – Apollo sehingga tertahan tanpa sampai akhir pertandingan pada set ketiga.
Saling jegal, saling intip terus terjadi selama pertandingan empat set. Tim Watan Lamahala, Ovi dan Yunus memukul Tim Waiburak dua lima daun dari lambungan K lima daun Tim Waiburak. “Permainan ini memang mengasah otak dan kecakapan. Namun lebih dari itu permaain ini kita saling silaturahmi, saling ketemu, sapa dan saling berbagi cerita antar sesama anak Flotim-Lembata di Pulau Bali,” kata Usman Atapukan pembina unit Watan Lamahala di Bali.
Pemain tim Foker Tabrak yakni Kadir Korebima, Usman Atapukan, Teguh Novrizal, Yunus, Komarudin, Umar Al Khatab, Ahmad Peten Sili, Sulaiman, Agustinus Apollo Daton, Ambros Boli Berani, Bernard Belang Raya, Matheus Luli Hada, Abdullah Taib.
“Pada pertandingan semifinal Tim Anak Nagi absen. Pertandingan kami jadwal ulang sebelum akhir tahun, sekaligus pertandingan final,” kata Kadir.
Biasanya masing tim sudah punya pasangan cocok, mengerti permainan kawan. Misalnya Tim Waiburak, berpasangan Matheus, Tim Ile Jadi, Apollo dengan Bernard, Tim Watan Lamahala; Ovi – Yunus. Solor Lamakera, Umar -Komar
Sementara Tim Anak Nagi jarang berganti pasangan ; Peten Sili-Nano Betan tak pernah lepas pasangan. Semua pemain bisa bergantin patner tapi untuk turnamen tetap dengan pasangan sampai final.all/poll
Berita Terkait
- REIWA Luncurkan Rangkaian Perangkat Elektronik Rumah Tangga di Pasar Indonesia
- Kencan dengan Suami di Sofa Ruang Tamu Kepergok ART, Sibad : Kita Langsung Panik, Kenapa Mesti Takut
- Pendiri RS Bhakti Rahayu Grup dan Jaringan Klinik Wafat, Dikremasi 8 September
- Disarankan Minum Air Hangat Sebelum Tidur Malam, Ini Khasiatnya